LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA TITRASI
ASAM BASA
1. Erma Dwi
Sandra (10)
2. Heppy Kharisma A. (13)
3. Nur Farah Zida J. (22)
4. Risa Dwi Utami (25)
5. Siti Muflikhatus Sa’adah (30)
6. Wijanarko Putra Rajeb (32)
2. Heppy Kharisma A. (13)
3. Nur Farah Zida J. (22)
4. Risa Dwi Utami (25)
5. Siti Muflikhatus Sa’adah (30)
6. Wijanarko Putra Rajeb (32)
SMA
NEGERI KESAMBEN JOMBANG
XI IPA 1
TAHUN AJARAN 2015/2016
XI IPA 1
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga laporan ini dapat segera
diselesaikan. Laporan ini disusun dengan judul “Laporan Praktikum KIMIA Titrasi
Asam Basa”. Laporan ini disusun untuk melengkapi tugas mata pelajaran KIMIA.
Kegiatan tersebut dapat menumbuhkan sikap dan
kepribadian siswa untuk mengetahui pengetahuan-pengetahuan yang didapatkan dari
pembelajaran “Praktikum KIMIA”. Tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Khususnya
kepada Bapak H. Paedi, S.Pd selaku guru Kimia yang telah membimbing kami dalam
praktikum ini.
Penyusun menyadari laporan ini jauh dari
kesempurnaan, saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan. Semoga laporan
ini berguna bagi teman-teman dan segenap pembaca yang turut membaca laporan
ini.
Jombang, 24 Januari 2016
Tim
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar1
Daftar Isi2
Bab I Pendahuluan3
Latar Belakang3
Tujuan3
Rumusan Masalah3
Hipotesa3
Waktu dan Tempat Pelaksanaan3
Bab II Kajian Teori4
Pendalaman Materi4
Bab III Pelaksanaan8
Alat dan Bahan8
Cara Kerja8
Data Percobaan9
Analisis Data9
Kesimpulan10
Dokumentasi10
Bab IV Penutup11
Saran11
Penutup11
Daftar Pustaka12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan
suatu zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang
diketahui konsentrasinya. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada
reaksi nertalisasi asam basa.
Titik
ekivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam tepat di
netralkan oleh sejumlah basa.
Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH. pH pada titik equivalen
ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisaasi asam basa.
Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki rentang pH
dimana titik equivalen berada. Pada umumnya titik equivalen tersebut sulit
untuk diamati, yang mudah dimatai adalah titik akhir yaang dapat terjadi
sebelum atau sesudah titik equivalen tercapai.
Titrasi harus dihentikan pada saat titik akhir titrasi tercapai, yang
ditandai dengan perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu
berimpit dengan titik equivalen. Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita
dapat memperkecil kesalahan titrasi.
1.2. Tujuan
-
Mengetahui
penetralan asam basa dengan metode titrasi
-
Menentukan
konsentrasi suatu larutan asam atau basa dengan menggunakan titrasi asam-basa
-
Mengetahui
titik ekuivalen dan titik akhir titrasi basa
-
Membuktikan
kebenaran penulisan kadar M pada label kemasan asam cuka
-
Memenuhi
tugas praktikum kimia titrasi asam basa
1.3. Rumusan Masalah
-
Bagaimana
cara menguji kadar molaritas asam cuka ?
-
Bagaimana
cara membuktikan apakah benar kadar asam cuka yg tertulis pada kemasan ?
1.4. Hipotesa
Dengan dilakukan
sebuah pengujian atau percobaan titrasi asam basa
1.5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari,
tanggal : Senin, 18 Januari 2016
Waktu : 10.45-12.15
Tempat : Laboratorium Kimia SMA Negeri
Kesamben Jombang
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Pendalaman Materi
2.1.1 Pengertian
Titrasi
Titrasi merupakan suatu metoda untuk
menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui
konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang
terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam
basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang
melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang
melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. (disini hanya dibahas
tentang titrasi asam basa)
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut
sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat
yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya
diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan.
2.1.2 Prinsip Titrasi Asam
basa
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa
sebagai titer ataupun titrant.Titrasi asam basa berdasarkan reaksi
penetralan.Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan
sebaliknya.
Titrant ditambahkan titer sedikit demi
sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen
(artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi).
Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”.
Pada saat titik ekuivalent ini maka proses
titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk
mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan
konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.
2.1.3 Cara Mengetahui Titik Ekuivalen
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam
basa.
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi
dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk
memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah
“titik ekuivalent”.
2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant
sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik
ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.
Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan
kemudahan pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis.
Indikator yang dipakai dalam titrasi asam
basa adalah indikator yang perbahan warnanya dipengaruhi oleh pH.Penambahan
indikator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga
tetes.
Indikator |
Perubahan warna
|
Pelarut
|
|
Asam
|
Basa
|
||
Thimol biru
|
Merah
|
Kuning
|
Air
|
Metil kuning
|
Merah
|
Kuning
|
Etanol 90%
|
Metil jingga
|
Merah
|
Kuning-jingga
|
Air
|
Metil merah
|
Merah
|
Kuning
|
Air
|
Bromtimol biru
|
Kuning
|
Biru
|
Air
|
Fenolftalein
|
Tak berwarna
|
Merah-ungu
|
Etanol 70%
|
thimolftalein
|
Tak berwarna
|
biru
|
Etanol 90%
|
Indikator yang sering digunakan dalam titrasi
asam basa yaitu indikator fenolftalein. Tabel berikut ini merupakan
karakteristik dari indikator fenolftalein.
pH
|
< 0
|
0−8.2
|
8.2−12.0
|
>12.0
|
Kondisi
|
Sangat asam
|
Asam atau mendekati netral
|
Basa
|
Sangat basa
|
Warna
|
Jingga
|
Tidak berwarna
|
pink keunguan
|
Tidak berwarna
|
Gambar
|
Sebelum
mencapai titik
ekuivalen
Setelah mencapai titik ekuivalen
Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka
titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik equivalent, hal ini
dapat dilakukan dengan memilih indikator yang tepat dan sesuai dengan titrasi
yang akan dilakukan.
Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara
melihat perubahan warna indikator disebut sebagai “titik akhir titrasi”.
2.1.4 Jenis - jenis titrasi asam basa
Titrasi asam basa terbagi menjadi 5 jenis yaitu :
1. Asam kuat - Basa kuat
2. Asam kuat - Basa lemah
3. Asam lemah - Basa kuat
4. Asam kuat - Garam dari asam lemah
5. Basa kuat - Garam dari basa lemah
1. Titrasi Asam Kuat - Basa Kuat
Contoh
:
- Asam
kuat : HCl
- Basa
kuat : NaOH
Persamaan
Reaksi :
HCl +
NaOH → NaCl + H2O
Reaksi
ionnya :
H+ +
OH- → H2O
Kurva
Titrasi Asam Kuat Basa Kuat
2. Titrasi Asam Kuat - Basa Lemah
Contoh
:
- Asam
kuat : HCl
- Basa
lemah : NH4OH
Persamaan
Reaksi :
HCl +
NH4OH → NH4Cl + H2O
Reaksi
ionnya :
H+ +
NH4OH → H2O + NH4+
Kurva Titrasi Asam kuat – Basa Lemah
Titrasi Asam Lemah - Basa Kuat
Titrasi Asam Lemah - Basa Kuat
Contoh
:
- Asam
lemah : CH3COOH
- Basa
kuat : NaOH
Persamaan
Reaksi :
Reaksi
ionnya :
H+ +
OH- → H2O
Kurva Titrasi Asam Lemah – Basa Kuat
Titrasi
Asam Kuat - Garam dari Asam Lemah
Contoh
:
- Asam
kuat : HCl
-
Garam dari asam lemah : NH4BO2
Persamaan
Reaksi :
HCl +
NH4BO2 → HBO2 + NH4Cl
Reaksi
ionnya :
H+ +
BO2- → HBO2
Titrasi
Basa Kuat - Garam dari Basa Lemah
Contoh
:
- Basa
kuat : NaOH
-
Garam dari basa lemah : CH3COONH4
Persamaan
Reaksi :
NaOH +
CH3COONH4 → CH3COONa + NH4OH
Reaksi
ionnya :
OH- +
NH4- → NH4OH
Rumus Umum Titrasi
Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan
mol-ekuivalent basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut:
mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa
Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan
volume maka rumus diatas dapat kita tulis sebagai:
NxV asam = NxV basa
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan
jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas
menjadi:
nxMxV asam = nxVxM basa
keterangan :
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH – (pada basa)
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH – (pada basa)
BAB III
METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
Alat :
-
Gelas
ukur
-
Labu
erlenmeyer
-
Labu/
Pipet gondong
-
Buret
-
Statif
dan klem
-
Pipet
tetes
Bahan :
-
Larutan
Asam Cuka
-
Larutan
NaOH 0,1 M
-
Larutan indikator
PP
3.2. Cara Kerja
1.
Menyiapkan
buret, statif dan klem
2.
Mengisi
buret dengan larutan NaOH 0,1 M tepat sampai garis nol
3.
Memasukkan
10 ml asam cuka kedalam labu erlenmeyer, lalu tambahkan 2 tetes indikator PP
kedalam larutan
4.
Meletakkan
labu erlenmeyer tepat dibawah buret, lalu buka kran buret secara perlahan
sehingga NaOH dapat menetes kedalam larutan.
5.
Selama
penambahan NaOH, goyangkan labu erlenmeyer agar NaOH dapat tercampur rata dan
sampai terjadi perubahan warna yang paling awal.
6.
Mengamati
perubahan warna yang terjadi pada larutan asam cuka.
7.
Mencatat
jumlah NaOH yang digunakan yaitu selisih antara volume akhir dan volume awal
NaOH.
8.
Menentukan
konsentrasi NaOH yang dipergunakan dengan rumus V1.M1 = V2.M2
9.
Melakukan
kegiatan 1-3 sekali lagi dan hitung rata-rata jumlah NaOH yang terpakai untuk mengetahui
titik ekuivalen.
No
|
Prosedur
|
Percobaan
|
Rata- Rata
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
1
|
Volume larutan Asam
Cuka CH3COOH
|
10 mL
|
10 mL
|
10 mL
|
10 mL
|
2
|
Volume NaOH 0,1 M
(terpakai)
|
22 mL
|
23 mL
|
25 mL
|
23,3 mL
|
3
|
Molaritas (M) CH3COOH
|
0.22 M
|
0,23 M
|
0,25 M
|
0,233 M
|
4
|
Warna larutan
|
Ungu Muda
|
Ungu Kemerahmudaan
|
Ungu Tua
|
Ungu Kemerahmudaan
|
3.3. Data Hasil Percobaan
3.4. Analisis Data
Keterangan
:
M1 =
Molaritas NaOH
V1 =
Volume NaOH
M2 =
Molaritas CH3COOH
V2 =
Volume CH3COOH
Percobaan I
V1 . M1 = V2 . M2
22 . 0,1 = 10 . M2
2,2 = 10 M2
M2 = 2,2/10
M2 = 0,22 M
Percobaan II
V1 . M1 = V2 . M2
23 . 0,1 = 10 . M2
2,3 = 10 M2
M2 = 2,3/10
M2 = 0,23 M
Percobaan III
V1 . M1 = V2 . M2
25 . 0,1 = 10 . M2
2,5 = 10 M2
M2 = 2,5/10
M2 = 0,25 M
Rata-rata :
V1 . M1 = V2 . M2
23,3 .
0,1 = 10 . M2
2,33 = 10 M2
M2 = 2,33/10
M2 = 0,233 M
% M =
M2 . total M
=
0,233 . 100 %
=
23,3 %
% M =
M2
= 0,233
= 23,3/100
= 23,3 %
Karena persen (%) merupakan
per Seratus (/100)
3.5. Kesimpulan
Titrasi harus dihentikan bila larutan asam cuka yang dicampurkan dengan
2 tetes indikator berubah warna. Volume NaOH yang digunakan akan mempengaruhi
hasil konsentrasi dari larutan asam cuka tersebut, sehingga harus sangat
berhati-hati melakukan praktikum ini. Setelah volume NaOH (basa) diketahui,
barulah Konsentrasi asam cuka (asam) bisa dihitung.
Dari percobaan titrasi asam cuka didapatkan hasil asam cuka yang diuji
memiliki molaritas sebesar 0,233 M atau setara dengan 23,3 %. Dan juga
dihasilnya hasil perubahan warnyanya yaitu ungu kemerahmudaan.
3.6. Dokumentasi
Dilampirkan
|
BAB IV
PENUTUP
4.1. Saran
-
Dalam
praktikum kimia khususnya yang berhubungan dengan bahan kimia harus dilakukan
dengan hati hati
-
Jangan
ceroboh dan bergurau saat melakukan praktikum kimia
-
Lakukan
praktikum dengan memperhatikan prosedur agar hasilnya maksimal
-
Catatlah
hal hal yang penting secara objektif
-
Saat
praktikum sebisanya ada yang mengawasi (Profesional)
-
Dalam
melakukan praktikum kali ini kita juga harus memperhatikan ketelitian dalam
mengukur volume larutan basa (NaOH), karena volume larutan NaOH sangat
mempengaruhi hasil konsentrasi larutan asam cuka.
4.2. Penutup
Demikian laporan praktikum kimia tentang titrasi asam basa. Semoga dapat
digunakan sebaik baiknya dan dapat menambah ilmu dan pengetahuan tentang
titrasi asam basa. Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan
laporan ini. Semoga laporan praktikum kimia ini bisa menjadi pelengkap rugas
praktikum kimia titrasi asam basa.
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Mitchael. 2006. Kimia.
Jakarta: Erlangga.
Johari, J.M.C MSc. dan Rachmawati, M. Ir. MPhil. 2009. Kimia SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta
: ESIS.
http://www.google.com
http://wijanarkoputrarajeb1710.blogspot.com
http://esdikimia.wordpress.com/2011/06/17/titrasi-asam-basa/
http://www.seorangpelajar.com/
Berkomentarlah yang baik ! Anda sopan, Kami segan. Salam Rajeb Group.
EmoticonEmoticon