Saturday, March 12, 2016

Contoh Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam Basa


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA TITRASI ASAM BASA


Disusun Oleh : 
1.  Erma Dwi Sandra (10) 
2.  Heppy Kharisma A. (13) 
3.  Nur Farah Zida J. (22) 
4.  Risa Dwi Utami (25) 
5.  Siti Muflikhatus Sa’adah (30) 
6.  Wijanarko Putra Rajeb (32)

SMA NEGERI KESAMBEN JOMBANG 
XI IPA 1
TAHUN AJARAN 2015/2016





KATA PENGANTAR


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga laporan ini dapat segera diselesaikan. Laporan ini disusun dengan judul “Laporan Praktikum KIMIA Titrasi Asam Basa”. Laporan ini disusun untuk melengkapi tugas mata pelajaran KIMIA.
Kegiatan tersebut dapat menumbuhkan sikap dan kepribadian siswa untuk mengetahui pengetahuan-pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran “Praktikum KIMIA”. Tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Khususnya kepada Bapak H. Paedi, S.Pd selaku guru Kimia yang telah membimbing kami dalam praktikum ini.
Penyusun menyadari laporan ini jauh dari kesempurnaan, saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan. Semoga laporan ini berguna bagi teman-teman dan segenap pembaca yang turut membaca laporan ini.

Jombang, 24 Januari 2016

Tim Penyusun



DAFTAR ISI

Kata Pengantar1
Daftar Isi2
Bab I Pendahuluan3
Latar Belakang3
Tujuan3
Rumusan Masalah3
Hipotesa3
Waktu dan Tempat Pelaksanaan3
Bab II Kajian Teori4
Pendalaman Materi4
Bab III Pelaksanaan8
Alat dan Bahan8
Cara Kerja8
Data Percobaan9
Analisis Data9
Kesimpulan10
Dokumentasi10
Bab IV Penutup11
Saran11
Penutup11
Daftar Pustaka12


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang diketahui konsentrasinya. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi nertalisasi asam basa.
Titik ekivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam tepat di netralkan oleh sejumlah basa.
Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH. pH pada titik equivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisaasi asam basa. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki rentang pH dimana titik equivalen berada. Pada umumnya titik equivalen tersebut sulit untuk diamati, yang mudah dimatai adalah titik akhir yaang dapat terjadi sebelum atau sesudah titik equivalen tercapai.
Titrasi harus dihentikan pada saat titik akhir titrasi tercapai, yang ditandai dengan perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik equivalen. Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasi.
1.2. Tujuan
-          Mengetahui penetralan asam basa dengan metode titrasi
-          Menentukan konsentrasi suatu larutan asam atau basa dengan menggunakan titrasi asam-basa
-          Mengetahui titik ekuivalen dan titik akhir titrasi basa
-          Membuktikan kebenaran penulisan kadar M pada label kemasan asam cuka
-          Memenuhi tugas praktikum kimia titrasi asam basa
1.3. Rumusan Masalah
-          Bagaimana cara menguji kadar molaritas asam cuka ?
-          Bagaimana cara membuktikan apakah benar kadar asam cuka yg tertulis pada kemasan ?
1.4. Hipotesa
Dengan dilakukan sebuah pengujian atau percobaan titrasi asam basa
1.5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari, tanggal        : Senin, 18 Januari 2016
Waktu                  : 10.45-12.15
Tempat                 : Laboratorium Kimia SMA Negeri Kesamben Jombang


BAB II
KAJIAN TEORI
2.1.  Pendalaman Materi
2.1.1  Pengertian Titrasi
Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. (disini hanya dibahas tentang titrasi asam basa)
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan.
2.1.2  Prinsip Titrasi Asam basa
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant.Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan.Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.
Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen  (artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”.
Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.
2.1.3 Cara Mengetahui Titik Ekuivalen
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent”.
2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.
Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis.
Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perbahan warnanya dipengaruhi oleh pH.Penambahan indikator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.

Indikator
Perubahan warna
Pelarut
Asam
Basa
Thimol biru
Merah
Kuning
Air
Metil kuning
Merah
Kuning
Etanol 90%
Metil jingga
Merah
Kuning-jingga
Air
Metil merah
Merah
Kuning
Air
Bromtimol biru
Kuning
Biru
Air
Fenolftalein
Tak berwarna
Merah-ungu
Etanol 70%
thimolftalein
Tak berwarna
biru
Etanol 90%
Indikator yang sering digunakan dalam titrasi asam basa yaitu indikator fenolftalein.  Tabel berikut ini merupakan karakteristik dari indikator fenolftalein.
pH
< 0
0−8.2
8.2−12.0
>12.0
Kondisi
Sangat asam
Asam atau mendekati netral
Basa
Sangat basa
Warna
Jingga
Tidak berwarna
pink keunguan
Tidak berwarna
Gambar




       Sebelum mencapai titik ekuivalen              Setelah mencapai titik ekuivalen
Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indikator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.
Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indikator disebut sebagai “titik akhir titrasi”.
2.1.4 Jenis - jenis titrasi asam basa
Titrasi asam basa terbagi menjadi 5 jenis yaitu :
1. Asam kuat - Basa kuat
2. Asam kuat - Basa lemah
3. Asam lemah - Basa kuat
4. Asam kuat - Garam dari asam lemah
5. Basa kuat - Garam dari basa lemah


1.      Titrasi Asam Kuat - Basa Kuat
Contoh :
- Asam kuat : HCl
- Basa kuat : NaOH
Persamaan Reaksi :
HCl + NaOH → NaCl + H2O
Reaksi ionnya :
H+ OH→ H2O
Kurva Titrasi Asam Kuat Basa Kuat
2.      Titrasi Asam Kuat - Basa Lemah
Contoh :
- Asam kuat : HCl
- Basa lemah : NH4OH
Persamaan Reaksi :
HCl + NH4OH → NH4Cl + H2O
Reaksi ionnya :
H+ NH4OH → H2O + NH4+
Kurva Titrasi Asam kuat – Basa Lemah
Titrasi Asam Lemah - Basa Kuat
Contoh :
- Asam lemah : CH3COOH
- Basa kuat : NaOH
Persamaan Reaksi :
CH3COOH + NaOH → NaCH3COO + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + OH→ H2O
Kurva Titrasi Asam Lemah – Basa Kuat
Titrasi Asam Kuat - Garam dari Asam Lemah
Contoh :
- Asam kuat : HCl
- Garam dari asam lemah : NH4BO2
Persamaan Reaksi :
HCl + NH4BO2 → HBO2 + NH4Cl
Reaksi ionnya :
H+ + BO2- → HBO2
Titrasi Basa Kuat - Garam dari Basa Lemah
Contoh :
- Basa kuat : NaOH
- Garam dari basa lemah : CH3COONH4
Persamaan Reaksi :
NaOH + CH3COONH4 → CH3COONa + NH4OH
Reaksi ionnya :
OH- + NH4- → NH4OH



Rumus Umum Titrasi
Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut:
mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa
Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus diatas dapat kita tulis sebagai:
NxV asam = NxV basa
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:
nxMxV asam = nxVxM basa
keterangan :
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH – (pada basa)



BAB III
METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan


Alat :
-          Gelas ukur
-          Labu erlenmeyer
-          Labu/ Pipet gondong
-          Buret
-          Statif dan klem
-          Pipet tetes
Bahan :
-          Larutan Asam Cuka
-          Larutan NaOH 0,1 M
-          Larutan indikator PP



3.2. Cara Kerja

1.      Menyiapkan buret, statif dan klem
2.      Mengisi buret dengan larutan NaOH 0,1 M tepat sampai garis nol
3.      Memasukkan 10 ml asam cuka kedalam labu erlenmeyer, lalu tambahkan 2 tetes indikator PP kedalam larutan
4.      Meletakkan labu erlenmeyer tepat dibawah buret, lalu buka kran buret secara perlahan sehingga NaOH dapat menetes kedalam larutan.
5.      Selama penambahan NaOH, goyangkan labu erlenmeyer agar NaOH dapat tercampur rata dan sampai terjadi perubahan warna yang paling awal.
6.      Mengamati perubahan warna yang terjadi pada larutan asam cuka.
7.      Mencatat jumlah NaOH yang digunakan yaitu selisih antara volume akhir dan volume awal NaOH.
8.      Menentukan konsentrasi NaOH yang dipergunakan dengan rumus V1.M1 = V2.M2
9.      Melakukan kegiatan 1-3 sekali lagi dan hitung rata-rata jumlah NaOH yang terpakai untuk mengetahui titik ekuivalen.



No
Prosedur
Percobaan
Rata- Rata
I
II
III
1
Volume larutan Asam Cuka CH3COOH
10 mL
10 mL
10 mL
10 mL
2
Volume NaOH 0,1 M (terpakai)
22 mL
23 mL
25 mL
23,3 mL
3
Molaritas (M) CH3COOH
0.22 M
0,23 M
0,25 M
0,233 M
4
Warna larutan
Ungu Muda
Ungu Kemerahmudaan
Ungu Tua
Ungu Kemerahmudaan
3.3. Data Hasil Percobaan

3.4. Analisis Data

Keterangan :
M1 = Molaritas NaOH
V1 = Volume NaOH
M2 = Molaritas CH3COOH
V2 = Volume CH3COOH



Percobaan I     
V1 . M1    = V2 . M2
22 . 0,1     = 10 . M2
2,2            = 10 M2
M2            = 2,2/10
M2            = 0,22 M
Percobaan II  
V1 . M1    = V2 . M2
23 . 0,1     = 10 . M2
2,3            = 10 M2
M2            = 2,3/10
M2            = 0,23 M
Percobaan III 
V1 . M1    = V2 . M2
25 . 0,1     = 10 . M2
2,5            = 10 M2
M2            = 2,5/10
M2            = 0,25 M
Rata-rata :      
V1 . M1    = V2 . M2
23,3 . 0,1 = 10 . M2
2,33          = 10 M2
M2            = 2,33/10
M2            = 0,233 M


%  M = M2 . total M
          = 0,233 . 100 %
          = 23,3 %
% M  = M2
= 0,233
= 23,3/100
= 23,3 %
            Karena persen (%) merupakan per Seratus (/100)


3.5. Kesimpulan
Titrasi harus dihentikan bila larutan asam cuka yang dicampurkan dengan 2 tetes indikator berubah warna. Volume NaOH yang digunakan akan mempengaruhi hasil konsentrasi dari larutan asam cuka tersebut, sehingga harus sangat berhati-hati melakukan praktikum ini. Setelah volume NaOH (basa) diketahui, barulah Konsentrasi asam cuka (asam) bisa dihitung.
Dari percobaan titrasi asam cuka didapatkan hasil asam cuka yang diuji memiliki molaritas sebesar 0,233 M atau setara dengan 23,3 %. Dan juga dihasilnya hasil perubahan warnyanya yaitu ungu kemerahmudaan.
3.6. Dokumentasi
 Dilampirkan







             
12
 

BAB IV
PENUTUP
4.1. Saran
-          Dalam praktikum kimia khususnya yang berhubungan dengan bahan kimia harus dilakukan dengan hati hati
-          Jangan ceroboh dan bergurau saat melakukan praktikum kimia
-          Lakukan praktikum dengan memperhatikan prosedur agar hasilnya maksimal
-          Catatlah hal hal yang penting secara objektif
-          Saat praktikum sebisanya ada yang mengawasi (Profesional)
-          Dalam melakukan praktikum kali ini kita juga harus memperhatikan ketelitian dalam mengukur volume larutan basa (NaOH), karena volume larutan NaOH sangat mempengaruhi hasil konsentrasi larutan asam cuka.
4.2. Penutup
Demikian laporan praktikum kimia tentang titrasi asam basa. Semoga dapat digunakan sebaik baiknya dan dapat menambah ilmu dan pengetahuan tentang titrasi asam basa. Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan laporan ini. Semoga laporan praktikum kimia ini bisa menjadi pelengkap rugas praktikum kimia titrasi asam basa.




DAFTAR PUSTAKA
Purba, Mitchael. 2006. Kimia. Jakarta: Erlangga.
Johari, J.M.C MSc. dan Rachmawati, M. Ir. MPhil. 2009. Kimia SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta : ESIS.
http://www.google.com
http://wijanarkoputrarajeb1710.blogspot.com
http://esdikimia.wordpress.com/2011/06/17/titrasi-asam-basa/
http://www.seorangpelajar.com/

Berkomentarlah yang baik ! Anda sopan, Kami segan. Salam Rajeb Group.
EmoticonEmoticon