Thursday, August 3, 2017

Karya Tulis Ilmiah Green House sebagai Aktualisasi Diri Bagian 2

Assalamu'alaikum

RAJEB GROUPS - Di kesempatan kali ini kami akan membagikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul Green House sebagai Aktualisasi Diri Bagian 1. Kenapa ada bagian sati di karenakan KTI ini sangatlah panjang jadi penulis memecahnya menjadi 2 bagian. Kami mengucapkan terima kasih kepada penulis KTI ini mau membagikannya dengan kami. Semoga selalu diberi kelancaran.
Anda dapat menuju ke bagian 1 disini



BAB III

METODE PENELITIAN




3.1 Metode Penyelesaian Karya Tulis 3.1.1. Waktu dan Tempat Penulisan


Waktu dan tempat penulisan yang kami lakukan cukup singkat dan berlangsung di tempat yang berbeda-beda.

Waktu: 23 Desember 2013 – 2 Januari 2014, pada saat hari libur. Tempat:

1) Di rumah Bapak Slamet selaku pemilik rumah yang mengembangkan metode menanam green house atap rumah yang beralamat di Kelurahan Japanan, Jombang, Jawa Timur untuk mencari data mengenai green house atap rumah.

2) Di sekolah untuk mendiskusikan perolehan data hasil penelitian.

3 )Di rumah penulis untuk menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah.

3.1.2 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penulisan adalah data primer maupun data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh bukan langsung dari sumbernya melainkan dari sumber informasi lain seperti surat kabar, buku,
majalah, dan lain-lain.

Data primer diperoleh dari pengamatan langsung kepada objek dan wawancara langsung terhadap narasumber. Penulis mengamati rumah Bapak Slamet yang atap rumahnya dijadikan sebagai green house. Green house atap rumah buatan Bapak Slamet ini, mampu ditanami beberapa jenis tanaman
seperti sayuran dan TOGA (Tanaman Obat Keluarga) serta melalukan wawancara kepada bapak Slamet sebagai pemilik green house atap.

Data sekunder yang digunakan dalam penulisan diperoleh dari internet tentang pemanfaatan atap rumah untuk mewujudkan lingkungan hijau dengan membangun green house di perkotaan sebagai ajang aktualisasi diri.

3.1.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara, dan studi pustaka. Dalam teknik observasi digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung green house atap.
Teknik wawancara digunakan untuk mengetahui lebih dalam tentang pembuatan, manfaat dan berbagai info yang dibutuhkan sesuai rumusan masalah yang telah dibuat. green house. Teknik selanjutnya yaitu teknik studi pustaka untuk mencari teori yang berhubungan kegiatan penelitian ini.

3.1.4 Teknik Pengolahan Data

Data yang didapat melalui pengamatan dengan berbagai teknik dikumpulkan terlebih dahulu. Setelah data terkumpul, penulis mengolah dan menganalisis data yang ada, yang selanjutnya disusun dalam sebuah karya tulis sesuai tata aturan yang diberikan. Oleh karena itu, teknik pengolahan data yang
penulis gunakan adalah teknik deskriptif kualitatif. 

3.2 Kerangka Berpikir

Semakin bertambahnya usia negara Indonesia, didukung oleh perkembangan teknologi yang pesat. Maka, berbagai macam permasalahan yang berhubungan dengan lingkungan juga bertambah rumit. Salah satunya adalah permasalahan sempitnya lahan hijau. Hal ini karena pertumbuhan penduduk meningkat dan disertai dengan pembangunan perumahan yang semakin luas sehingga lahan hijau pun semakin menyempit.

Untuk mengatasi hal tersebut, penulis membuat suatu alternatif yaitu membangun green house di atas atap rumah. Green house atap rumah dapat dimanfaatkan untuk menanam sayur mayur dan Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Jadi, selain menjaga lingkungan perkotaan semakin hijau, green house atap rumah juga memberikan manfaat lain sebagai berikut :

1) Udara lebih bersih

2) Lebih sejuk

3) Hemat dan bernilai ekonomis

4) Dapat mewujudkan aktualisasi diri manusia

Berhubungan dengan langkah mewujudkan aktualisasi diri, maka dalam pembangunan green house ini dapat dijelaskan dalam hirearki kebutuhan Maslow sebagai berikut :

1. Kebutuhan faal (physiological need), rumah merupakan tempat untuk beristirahat dan kebutuhan dasar kesehatan bagi manusia.

2. Kebutuhan akan keamanan diri (safety or security need), rumah memberikan perlindungan pada penghuni dari gangguan binatang buas serta keadaan lingkungan yang tidak diinginkan.

3. Kebutuhan bersosialisasi (social need) , rumah sebagai tempat untuk berinteraksi dengan keluarga dan teman.

4. Kebutuhan akan penghargaan dan penghormatan diri (self esteem or ego need), rumah memberikan status bagi penghuninya.

5. Kebutuhan akan perwujudan diri (self-actualisation needs), rumah bukan hanya sebagai tempat untuk tinggal, tetapi menjadi tempat manusia mengaktualisasikan dirinya.

6. Kebutuhan akan ilmu dan keindahan (cognitive and aesthetic needs), suatu keinginan untuk menerapkan pengetahuan dan memperindah rumahnya.

Menurut hirearki kebutuhan Maslow tersebut, dapat kita lihat pada nomor 6 yaitu kebutuhan akan ilmu dan keindahan. Pembangunan rumah dengan metode Green house atap rumah, sangat sesuai dengan penjelasan dari Maslow tersebut. Karena dengan didirikannya green house atap rumah, maka dapat dikembangkan suatu ilmu pengetahuan yang berwawasan lingkungan di masa kini dimana pembangunan semakin bertambah luas. Selain itu, konsep green house atap rumah akan menambah nilai estetis pada rumah yang mengembangkan metode ini.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN




4.1 Pembangunan Green house Atap Rumah di Kelurahan Japanan, 
Kota Jombang, Jawa Timur


Pembangunan pada masa kini merupakan agenda wajib yang terus bertambah luas cakupan wilayahnya. Dipengaruhi oleh perkembangan pembangunan yang semakin pesat, pertumbuhan penduduk yang tidak dapat dicegah sehingga menyebabkan ledakan penduduk dan umumnya terjadi di daerah perkotaan. Hal ini diakibatkan oleh arus urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota.

Dengan banyaknya permasalahan itu, maka wajar saja apabila pembangunan perumahan di perkotaan semakin meningkat tiap tahunnya. Pembangunan rumah sebagai kebutuhan dasar manusia (kebutuhan Faal) ini tentunya menimbulkan banyak masalah. Mulai dari berkurangnya lahan hijau sebagai dampak dari pembangunan, pencemaran lingkungan, efek rumah kaca, meningkatnya gas CFC
yang dapat merusak lapisan ozon, dan permasalahan lain yang tidak kalah rumit, yang dibutuhkan adalah suatu alat atau sarana yang tidak bersifat kuratif tetapi antisipatif sehingga pembangunan bisa berjalan tanpa merusak lingkungan.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka dampak negatif pembangunan seperti menurunnya mutu lingkungan, banjir, pemanasan global dan efek penyakit bisa diminimalisasi. Banyaknya pembangunan perumahan di perkotaan ini tidak dapat dijadikan alasan untuk menghambat adanya rumah hijau.

Sebagai generasi muda yang menjadi tonggak pembangunan dari bangsa dan negara, maka kita harus dapat berperan aktif dalam mendukung terwujudnya program pembangunan yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Pembangunan tersebut tidak hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar saja, namun harus bisa memenuhi kebutuhan lain yang tentunya sangat diperlukan untuk menyokong keberlangsungan hidup manusia. Oleh karena itu, kita harus mengaktualisasikan diri untuk menyumbangkan suatu gagasan yang dapat memberi pengaruh pada penanggulangan permasalahan di lingkungan.

Permasalahan pemukiman yang padat dan dapat menyebabkan berkurangnya lahan untuk media tanam, akan tetapi dengan permasalahan ini kita dapat menjadikannya sebagai ajang untuk mewujudkan rumah hijau di atas atap rumah (green roof) yang merupakan wujud aktualisasi diri untuk mewujudkan pembangunan tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan.

Menghijaukan atap bangunan dapat dilakukan dengan beragam cara. Selain banyak cara yang dapat dilakukan, manfaat yang didapat juga relatif banyak, seperti atap dapat dikembangkan menjadi lapangan golf mini atau atap rumput, taman kafe, atau kebun sayuran bagi bangunan rumah tangga. Banyak lagi manfaat yang dapat diperoleh, misalnya dapat menjadi filter udara, mengurangi kerusakan atap pada bangunan, dan dapat mengurangi suara bising dari luar rumah atau bangunan, dengan tinggi tanaman sekitar 12 cm, green roof dapat mengurangi suara sampai 40 desibel. Jadi, semua pihak termasuk masyarakat dapat mewujudkan green roof, guna mengurangi permasalahan-permasalahan lingkungan hijau.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam mewujudkan green house atap rumah (green roof) seperti: membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya green roof bagi dunia pembangunan di Indonesia dengan didukung bahan dasar bangunan (perumahan) yang ramah lingkungan, selain itu dapat pula dijadikan sebagai upaya penghematan energi dan mengurangi masalah-masalah lingkungan, mengatur tata letak kota yang sesuai dengan konsep green roof yang berwawasan lingkungan, pemilihan material yang sesuai agar green roof bisa bertahan lebih lama dengan menggunakan bahan material yang dapat di perbarui, didaur ulang, dan digunakan kembali serta mendukung konsep efisiensi energi, serta membangun green roof yang sesuai dengan kondisi alam dan iklim wilayah Indonesia agar kenyamanan yang diperoleh juga dapat dimaksimalkan dengan adanya green roof.

Jadi dengan banyaknya rumah susun atau perumahan yang dibangun, maka peluang pembangunan green house atap rumah (green roof) akan dapat dimaksimalkan, karena semakin banyak atap rumah yang kosong maka, media tanam untuk penanaman juga semakin banyak. Seperti halnya yang terjadi di daerah kelurahan Japanan. Di desa ini terdapat seorang yang bernama Bapak Slamet yang dengan gigihnya membuat suatu media tanam dengan menggunakan atap rumahnya sebagai tempat untuk menanam.

Tanaman yang di tanam dapat dipilih dari jenis tanaman yang akarnya tidak telalu kuat sehingga tidak merusak atap dan dapat dimanfaatkan dalam kebutuhan sehari – hari, misalnya tanaman obat keluarga dan sayur –sayuran. Hal inilah yang menjadi modal awal dalam memanfaatkan lingkungan.

Dengan adanya langkah awal Bapak Slamet untuk memanfaatkan lingkungan, tentu hal ini akan mempengaruhi pemikiran masyarakat yang lain. Karena banyak masyarakat Indonesia yang yang tentunya belum tahu akan makna green roof. Dengan demikian, dalam mewujudkan green roof tentu perlu adanya penggagas yang selalu konsistensi dalam melaksanakan dan menularkannya kepada lingkungan sekitar.

Bapak Slamet sebagai penggagas di kelurahan Japanan juga menyebutkan bahwasaanya dalam setiap melakukan percobaan atau bertindak diperlukan pengorbanan untuk menggapainya. Awalnya Bapak Slamet membuat green roof ini untuk memperindah atap rumahnya dengan dihiasi tanaman hias. Namun, lama kelamaan bapak slamet mulai menanam tanaman sayur – sayuran. Tanaman ini lambat laun menuai hasilnya yaitu bapak Slamet mulai memetik hasilnya dan berulang kali memasak hasil sayuran tersebut. Hal ini seakan mustahil bagi masyarakat di sekeliling rumahnya. Namun, dengan
adanya pembuktian dari bapak Slamet yang mampu memanfaatkan atap rumahnya sebagai tempat menanam.

Akhirnya masyarakat di sekeliling rumahnya mulai menyadari bahwa setiap ruang yang kosong meskipun tidak berada di tanah ternyata dapat dimanfaatkan sebagai media tanam. Dalam hal ini ruang yang disebut adalah ruang yang ada di atas atap rumah sehingga sinar matahari pun tercukupi.

Masyarakat yang mulai sadar berangsur – angsur menanam tanaman di pekarangan rumah ataupun di atas atap rumah.

Bila menggunakan penanaman di atas atap rumah tentunya rumahnya harus bertingkat atau bersusun. Karena dari awal sudah disebutkan bahwa metode green roof ini digunakan untuk menambah lahan hijau diperkotaan. Namun, apabila masyarakat mempunyai kehendak untuk menanam di pekarangan
rumahnya. Inipun hal yang positif seperti yang terjadi di lingkungan rumah bapak Slamet, tetangganya mulai sadar untuk memulai menanam meskipun hanya di pekarangan rumah. Hal ini membuktikan metode yang diterapkan bapak Slamet berhasil mempengaruhi masyarakat yang lain.

Metode green roof ini harus terus dicanangkan agar di Indonesia muncul penggiat – penggiat baru yang peduli terhadap lingkungan. Yang harus dilakukan hanyalah mencoba dan membuktikan agar orang terpengaruh dengan apa yang telah kita lakukan. Kalau kita sudah membuktikan pasti kita diakui oleh masyarakat yang lain dan mereka juga akan mencoba hal yang sama seperti kita lakukan.

Dalam kehidupan Bapak Slamet seperti yang ditulis diatas, beliau mencoba dan membuktikan bahwa di atas atap rumah pun dapat disulap menjadi sebuah tempat menanam. Akhirnya apa yang telah dilakukan oleh Bapak Slamet dapat mempengaruhi masyarakat yang lain dan mereka juga telah mencoba serta menyadari menanam tanaman itu penting sehingga mereka dapat memenuhi
kebutuhan sehari – hari terutama kebutuhan memakan sayuran yang berserat sehingga dengan menanam tanaman saja kita bisa mengurangi anggaran untuk belanja keluarga, karena kita sudah menanamnya sendiri di pekarangan rumah.




4.2 Metode Green house Atap Rumah sebagai Sarana Meningkatkan 
Produktivitas Masyarakat


Semakin tinggi tingkat pola pikir manusia, maka dapat mempengaruhi kemajuan teknologi. Berkurangnya lahan karena padatnya pembangunan adalah suatu permasalahan di Indonesia pada masa kini. Dengan kemajuan teknologi dapat memberi jawaban atas permasalahan tersebut, misalnya
memanfaatkan atap rumah sebagai media tanam yaitu dengan metode green house atap rumah. Selain berdampak positif terhadap lingkungan, green house atap rumah (green roof) juga berdampak pada produktivitas masyarakat. Sebab green house atap rumah ini dapat dimodifikasi untuk dapat dijadikan peluang usaha.

Selain itu dapat pula membantu petani, karena para petani banyak mengalami kerugian yang disebabkan oleh perubahan iklim yang terjadi saat ini. Keadaan cuaca yang tidak menentu menyebabkan musim tanam dan panen tidak menentu pula. Petani sulit untuk melalukan prediksi cuaca untuk memulai masa tanam. Teknologi green house atap rumah merupakan sebuah alternatif solusi untuk mengendalikan kondisi iklim mikro pada tanaman. Dalam buku Herry Suhardiyanto membahas bagaimana penerapan teknologi green house di daerah iklim tropik seperti Indonesia sebagai upaya pengendalian lingkungan mikro tanaman.Modified standard peak greenhouse atau biasanya disebut green roof yang dikembangkan oleh Herry Suhardiyanto banyak digunakan di Indonesia karena sesuai dengan kondisi iklim Indonesia yang memiliki intensitas radiasi matahari dan curah hujan yang tinggi. Bentuk atap berundak dengan kemiringan tertentu mempercepat aliran air
hujan ke arah ujung bawah atap. Bentuk atap standar peak dengan kemiringan sudut atap 250 – 300 tergolong optimal dalam mentranmisikan radiasi matahari. Selain menguntungkan bagi petani, dapat pula dijadikan sebagai peluang usaha seperti dapat dikembangkan menjadi kebun atap rumah yang
dapat membantu produktivitas masyarakat tanpa mengurangi lahan yang terdapat di daerah tersebut. Green house atap rumah juga dapat dijadikan media tanam berbagai macam tanaman obat keluarga (TOGA). Keefektifan green house ini selain dapat digunakan untuk peluang usaha dapat pula dimaksimalkan guna pembenahan permasalahan lingkungan yang berhubungan dengan kepadatan bangunan terutama didaerah perkotaan yang ada sekarang ini.

Demikian pula yang dilakukan oleh Bapak Slamet, seorang warga kelurahan Japanan yang mengembangkan metode green roof ini. Atap rumahnya yang datar dimanfaatkan sebagai media tanam TOGA dan sayuran. Menurut beliau dengan menerapkan metode green roof ini, manfaat yang akan diperoleh sangatlah besar. Penanaman Tumbuhan Obat Keluarga (TOGA) dan sayuran dapat membuka peluang usaha, misalnya bayam, tomat, dan terong yang hasilnya dapat dijual maupun dikonsumsi sendiri sehingga dapat menghemat pengeluaran. Hal ini tentunya akan membawa keuntungan besar bagi masyarakat kota terutama yang berada di sekitar lingkungan rumah Bapak Slamet, apabila mereka dapat mengembangkan metode green house atap rumah ( green roof) dalam skala besar atau secara masal. Untuk dapat mewujudkannya, harus didukung dengan adanya sosialisasi tentang manfaat green house atap rumah (green roof) kepada masyarakat perkotaan. Pihak pemerintah dengan dibantu swasta serta masyarakat harus bergerak cepat untuk mengembangkan metode green house atap rumah. Salah satunya adalah dengan mengatur lingkungan kota atau penataan ulang kota yang sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, terutama guna mencapai Ruang Terbuka Hijau (RTH). Dalam undang – undang tersebut diharapkan penataaan ruang hijau sebesar 30% di perkotaan dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam perwujudan kota hijau yang berkelanjutan, serta pemerintah daerah dan masyarakat diharapkan dapat menjadi pilar utama di dalam memonitor pengembangan dan implementasi kota hijau di Indonesia.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk mengakibatkan berbagai permasalahan, misalnya meningkatnya kebutuhan pembangunan perumahan, hal ini berdampak pula pada penyempitan lahan hijau, pencemaran atau polusi, baik air, udara, maupaun tanah. Namun disisi lain pembangunan tidak dapat dihentikan begitu saja. Oleh karena itu maka perlu alternatif untuk dapat tetap melaksanakan pembanguan yang berkelanjutan namun tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dengan membangun green house atap atau dikenal denan green roof.

Pembangunan green house atap juga digunakan sebagai sarana aktualisasi diri dan wujud ikut serta dalam program pembangunan dengan tetap memperhatikan pembangunan yang berbasis eco building

Pembangunan green house atap dapat meningkatkan produktifitas masyarakat dengan menghasilakan berbagai tanaman yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya sayur-sayuran dan tanaman toga.

5.2 Saran

Penelitian mengenai pembangunan green house atap sebagai aktualisasi diri masih memerlukan penelitian-penelitian lebih lanjut misalnya penelitian mengenai model atap yang tepat, tanaman yang lebih tepat ditanam, teknik pengolahan tanaman dan lain sebagainya.


DAFTAR PUSTAKA

http://archiholic99danoes.blogspot.com/2012/11/mengenal-roof-garden-sejarah-manfaat.html
http://www.rudydewanto.com/2011/01/green-roof-di-hutan-beton.html
http://www.astudioarchitect.com/2009/01/konstruksi-taman-diatas-atap-untuk.html
http://property.okezone.com/read/2013/12/01/472/905491/5-mitos-seputar-atap-hijau
http://bobo.kidnesia.com/Bobo/Info-Bobo/Menghijaukan-Atap-Apa-Manfaatnya
http://bagiilmuyuk.wordpress.com/2013/03/17/jenis-jenis-lingkungan/
http://jagoips.wordpress.com/2013/09/16/permasalahan-lingkungan-hidup/
http://rizkyalfandi85.wordpress.com/faktor-faktor-penyebab-kerusakan-lingkungan-hidup/
http://unsilster.com/2012/04/dampak-kerusakan-lingkungan-dan-upaya-penanggulangan-kerusakan-lingkungan/
http://ilearn.unand.ac.id/blog/index.php?entryid=57
http://www.ciputraentrepreneurship.com/umum/ciri-ciri-bangunan-ramah-lingkungan
http://rumah-ramah-lingkungan.blogspot.com/2011/06/menetap-di-hunian-ramah-lingkungan.html
http://www.praswck.com/aktualisasi-diri-menurut-abraham-maslow
http://www.psychologymania.com/2012/12/pengertian-aktualisasi-diri.html
http://www.4shared.com/file/shXWX5e2/TANAMAN_TOGA.html


LAMPIRAN

1. DAFTAR RIWAYAT HIDUP 
A. Anggota 1


Nama Lengkap

: Muhammad Fauzi Ramadhani

Tempat Tanggal Lahir

: Jombang, 08 Januari 1998

Pengalaman Organisasi

: KIR

Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat

: Tidak Ada
Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih : Tidak Ada


B. Anggota 2


Nama Lengkap

: Marifah Rohmatul Nazilah

Tempat Tanggal Lahir

: Jombang, 04 Juli 1998

Pengalaman Organisasi

: KIR dan PMR

Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat

: Tidak Ada
Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih : Tidak Ada



2. LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama Ketua : Muhammad Fauzi Ramadhani

Tempat, Tanggal Lahir : Jombang, 8 Januari 1998

Asal Sekolah : SMA Negeri Mojoagung

Nama Anggota 1 : Marifah Rohmatul Nazilah

Tempat, Tanggal Lahir : Jombang, 4 Juli 1998

Asal Sekolah : SMA Negeri Mojoagung


Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis dengan judul, GREEN HOUSE SEBAGAI AKTUALISASI DIRI adalah benar-benar hasil karya sendiri dan bukan merupakan plagiat atau
saduran dari karya tulis orang lain serta belum pernah menjuarai di kompetisi serupa. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh panitia LKTI EPW 5th Edition berupa diskualifikasi dari kompetisi.
Demikian surat ini dibuat dengan sebenar-benarnya, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Mojoagung, 4 Januari 2014


Materai                        
Rp6000,00                      

M. Fauzi Ramadhani
4906


3. FOTO –FOTO HASIL OBSERVASI


karya-tulis-ilmiah-green-house-sebagai-aktualisasi-diri-2



Sebelumnya  Karya Tulis Ilmiah Green House sebagai Aktualisasi Diri Bagian 1
Sekian tentang Karya Tulis Ilmiah Green House sebagai Aktualisasi Diri Bagian 2. Semoga bermanfaat buat kita semua. Terima kasih, salam RAJEB GROUPS


Wassalamualaikum




Berkomentarlah yang baik ! Anda sopan, Kami segan. Salam Rajeb Group.
EmoticonEmoticon