Assalamu'alaikum
RAJEB GROUPS - Di kesempatan kali ini kami akan membagikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul Green House sebagai Aktualisasi Diri Bagian 1. Kenapa ada bagian sati di karenakan KTI ini sangatlah panjang jadi penulis memecahnya menjadi 2 bagian. Kami mengucapkan terima kasih kepada penulis KTI ini mau membagikannya dengan kami. Semoga selalu diberi kelancaran.
Anda dapat menuju ke bagian 2 disini
Selanjutnya Karya Tulis Ilmiah Green House sebagai Aktualisasi Diri Bagian 2
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH
ENGINEERING PHYSICS WEEK 5
th
EDITION
“GREEN HOUSE SEBAGAI AKTUALISASI DIRI"
Disusun Oleh :
Muhammad Fauzi Ramadhani 4906 Angkatan 2013
Marifah Rohmatul Nazilah 5029 Angkatan 2013
PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI MOJOAGUNG
Jalan Raya Janti no.18 Mojoagung
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis ini diajukan untuk mengikuti lomba karya tulis ilmiah Engineering Physics Week 5th edition Tahun 2013.
1. Judul Karya Tulis : “Geen house sebagai aktualisasi diri"
2. Ketua Pelaksanaan Kegiatan/Penulis
a. Nama Lengkap : Muhammad Fauzi Ramadhani
b. NIS : 4906
c. SMA : SMA NEGERI MOJOAGUNG
3. Anggota Pelaksanaan Kegiatan/Penulis
a. Nama Lengkap : Marifah Rohmatul Nazilah
b. NIS : 5029
c. SMA : SMA NEGERI MOJOAGUNG
4. Guru Pembimbing
a. Nama Lengkap : Dwi Mei Endrastutik
b. NIP : -
c. SMA : SMA NEGERI MOJOAGUNG
Jombang, 05 Januari 2014
Guru Pembimbing, Ketua,
Dwi Mei Endrastutik, S.Pd. M. Fauzi Ramadhani
NIP. - NIS. 4906
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri Mojoagung
Drs. Wawang Hoetawarman, M.Pd
NIP. 19560115 198503 1 010
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “Green House sebagai Aktualisasi Diri".
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah penulis ingin memberikan alternatif untuk menanggulangi masalah lingkungan hidup dengan menerapkan metode green house atap rumah untuk meningkatkan tersedianya Ruang Terbuka Hijau (RTH). Karya tulis ini dapat diselesaikan berkat kerjasama dan dorongan serta perhatian dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya karya tulis ilmiah ini yaitu :
1. Drs. Wawang Hoetawarman, M.Pd, selaku kepala SMAN Mojoagung.
2. Dwi Mei Endrastutik, selaku guru pembimbing yang telah memberikan bimbingan penulis untuk menyelesaikan karya tulis ini.
3. Bapak Slamet, selaku pemilik rumah yang menerapkan metode green house atap rumah yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan observasi dan mewawancarai beliau.
4. Teman – teman yang telah membantu secara moril maupun material.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang mambangun sangat diharapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
Akhirnya penulis berharap agar karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya pada dunia pendidikan.
Mojoagung, 4 Januari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………......iv
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………......vi
ABSTRAK ……………………………………………………………vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................2
1.3 TUJUAN PENELITIAN.......................................................2
1.4 MANFAAT PENELITIAN...................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 LINGKUNGAN....................................................................4
2.2 PEMBANGUNAN PERUMAHAN PERKOTAAN ...........5
2.3 GREEN HOUSE ATAP RUMAH.......................................6
2.4 AKTUALISASI DIRI..........................................................7
2.5 TOGA DAN SAYURAN.....................................................9
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 METODE PENYELESAIAN KARYA TULIS ……………10
3.1 1. Waktu dan Tempat Penulisan.......................................10
3.1.2 Sumber Data …………………………………………. 10
3.1.3 Teknik Pengumpula Data........................................... 11
3.1.4 Teknik Pengolahan Data............................................11
3.2 KERANGKA BERPIKIR …………………………………. 11
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 PEMBANGUNAN GREEN HOUSE ATAP RUMAH DI KELURAHAN JAPANAN, KOTA JOMBANG, JAWA TIMUR ………………………………………………………………. 14
4.2 METODE GREEN HOUSE ATAP RUMAH SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS MASYARAKAT…………………………………………………. 19
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN.......................................................................20
5.2 SARAN...................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
1. DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………………………. 22
2. LEMBAR PERNYATAAN …………………………………….. 23
3. FOTO – FOTO HASIL OBSERVASI ………………………..... 24
GREEN HOUSE SEBAGAI AKTUALISASI DIRI
Penulis 1 : Muhammad Fauzi Ramadhani, Penulis 2 : Marifah Rohmatul Nazilah
SMA Negeri Mojoagung
Jalan Raya Janti No. 18, Mojoagung, Jombang
ABSTRAK
Dewasa ini pembangunan merupakan agenda penting yang terus berkembang tiap tahun. Namun selalu membawa banyak masalah pada lingkungan. Oleh karena itu, peran generasi muda sangatlah diperlukan untuk memberikan suatu konstribusi dalam memecahkan masalah tersebut, salah satunya
dengan mengembangkan metode penanaman tumbuhan di atas atap rumah yaitu metode “green house atap rumah (green roof)".
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengulas tentang manfaat green house atap rumah sebagai suatu solusi pemecahan masalah lingkungan serta mengetahui usaha mensosialisasikan teknik menanam dengan metode green roof di perkotaan khususnya di Kelurahan Japanan, Kota Jombang, Jawa Timur.
Metode yang digunakan adalah metode wawancara dengan Bapak Slamet selaku perintis dan pengembang green house atap rumah, observasi langsung di rumah Bapak Slamet dan kegiatan yang telah dilakukan, serta melalui kajian pustaka dari berbagai sumber, meliputi; internet, buku, dan sumber pustaka lain yang mendukung.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa peran Bapak Slamet selaku pengembang metode tanam green house atap rumah sangat besar pengaruhnya bagi masyarakat di sekitarnya. Melalui sosialisasi program ini, maka diharapkan kesadaran masyarakat terutama masyarakat perkotaan dapat meningkat sehubungan dengan pembangunan dan kelestarian lingkungan. Karena green house atap rumah ini dapat mendukung tersedianya Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan.
Penulis dapat menyimpulkan, bahwa dengan menerapkan metode green house atap rumah ini akan mampu menjaga tersedianya lahan hijau di perkotaan.
Kata Kunci :
Pembangunan, Perkotaan, Japanan, Bapak Slamet, Green house atap rumah (green roof), lahan hijau.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin bertambahnya usia dan teknologi yang mempengaruhi pola pikir manusia serta bertumbuhnya penduduk di Indonesia yang tinggi telah menyebabkan jumlah penduduk semakin meningkat, akibatnya kepadatan penduduk juga ikut meningkat terutama di area perkotaan di Negara Indonesia. Kebutuhan akan tempat tinggal, ditambah pembangunan industri pabrik, pusat perbelanjaan dan perkantoran menyebabkan berkurangnya lahan untuk media tanam.
Disisi lain tanaman merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia maupaun organisme lainnya, baik sebagai sumber makanan, hasil fotosintesis yang juga bermanfaat untuk proses pernafasan manusia, tanaman juga berfungsi sebagai tempat hidup berbagai organisme serta memberi manfaat dalam mengurangi polusi dan efek pemanasan global yang saat ini menjadi masalah bersama.
Sebagai generasi muda yang merupakan tonggak masa depan bangsa maka, perlu juga mengaktualisasikan diri dalam menyumbangkan sesuatu yang berarti bagi kehidupan sekitar tanpa merusak lingkungan. Hal inilah yang menyebabkan tingkat ketertarikan penulis untuk memanfaatkan atap rumah di perkotaan sebagai tempat untuk media tanam.
Pemanfaatan atap rumah sebagai alternatif media tanam, menurut penulis sangat efektif. Karena menurut perhitungan, jika atap rumah mempunyai luas 140 m2 dalam satu kota ada 1000 rumah, maka sama dengan menanam penghijauan seluas 140.000 m2. Dengan kata lain, masyarakat pun dapat melakukan penghijauan dengan luas 14 hektar lahan.
Media atap rumah tidak secara signifikan berpengaruh pada penyempitan lahan tanam. Rumah bertingkat, apartemen, dan real estate yang ada di kota dapat dimanfaatkan untuk menanam, misalnya penanaman tumbuhan obat keluarga (TOGA), sayuran, dan sebagainya. Karena tidak berpengaruh pada penyempitan lahan, maka progam green house atap merupakan sarana akualisasi diri dalam ikut serta dalam pembanguan namun tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan dan menjaga lingkungan tetap hijau sehingga dapat mengurangi efek pemanasan global.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah, penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1) Bagaimana cara mewujudkan green house atap rumah jika pembangunan rumah di perkotaan semakin luas sebagai ajang aktualisasi diri?.
2)Bagaimana meningkatkan produktivitas masyarakat dengan metode green house atap rumah ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan karya tulis ini :
1.Untuk mengetahui cara mewujudkan lingkungan hijau jika pembangunan di perkotaan tetap berjalan.
2.Untuk mengetahui cara meningkatkan produktivitas masyarakat dengan metode green house atap rumah.
1.4 Manfaat Penulisan
Pada penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdapat dua manfaat, yaitu secara praktis dan secara teoritis.
1)Secara Praktis
a.Bagi Penulis
- Penulis dapat mengetahui kegunaan atap rumah bertingkat untuk dijadikan green house.
b.Bagi Pemilik Rumah Bertingkat
- Pemilik rumah dapat menggunakan atap rumah sebagai tempat penanaman sayuran dan tanaman kebutuhan sehari-hari.
- Pemilik rumah dapat memanfaatkannya meskipun memiliki lahan yang terbatas
2)Secara Teoritis
- Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan memberikan pengetahuan dalam ilmu pendidikan, terutama dalam ilmu arsitektur dan pembangunan kota.
- Penerapan metode green house atap rumah ini bermanfaat untuk mengurangi polusi dan menghijaukan lingkungan perkotaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lingkungan
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial.
Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kita berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja, kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar. Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial.
Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
Kemudian tentang pengertian lingkungan yang sehat dan tanpa polusi atau disebut lingkungan hijau adalah lingkungan yang memiliki banyak tumbuh - tumbuhan untuk menyerap polusi udara sehingga udara yang dihasilkan disekitar lingkungan tersebut menjadi sehat dan hijau. Namun dalam kenyataanya, lingkungan yang seperti ini tidak begitu banyak di jumpai di area perkotaan. Hal ini disebabkan karena perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan sehingga banyak permasalahan pada lingkungan antara lain : pencemaran (pencemaran air, pencemaran udara, dan pencemaran tanah), pembuangan limbah industri tanpa pemisahan/ pengolahan terlebih dahulu, terjadinya banjir, terjadinya tanah longsor, dan lain sebagainya.
Pemanfaatan lingkungan yang tidak bertanggung jawab akan berdampak pada kerusakan lingkungan seperti: pembuangan sampah sembarangan akan menyebabkan banjir, penggundulan hutan mengakibatkan tanah longsor, dan pembuangan limbah industri tanpa pengolahan serta penyaringan terlebih dahulu menyebabkan pencemaran air dan tanah.
2.2 Pembangunan Perumahan Perkotaan
Daerah perkotaan adalah suatu wilayah administratif setingkat desa atau kelurahan yang memenuhi persyaratan tertentu dalam hal kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian, dan sejumlah fasilitas perkotaan, seperti jalan raya, sarana pendidikan formal, sarana kesehatan umum, dan
sebagainya. Sedangkan pembangunan merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam rangka menunjang kesejahteraan masyarakat baik dalam bidang ekonomi maupun sosial yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan. Dan merupakan sebuah tranformasi atau perubahan ekonomi, sosial dan budaya yang digerakkan atas tujuan atau strategi terencana untuk peningkatan kualitas hidup manusia.
Di Negara berkembang seperti Indonesia kepadatan penduduk tidak dapat dihindari, hal ini dikarenakan laju pertumbuhan penduduk sangat tinggi. Meningkatnya pertumbuhan penduduk merupakan isyarat yang sama akan pemenuhan sarana hunian mereka. Maraknya perkampungan dan rumah - rumah kumuh di perkotaan merupakan jawaban paling nyata yang dapat kita lihat sehubungan dengan permasalahan pembangunan di perkotaan.
Dengan demikian pembangunan perumahan di perkotaan harus berwawasan lingkungan dan ramah lingkungan. Ciri-ciri hunian di perkotaan yang ramah lingkungan sebagai berikut: memiliki banyak jendela atau bukaan, ada kanopi sebagai penahan sinar matahari pada setiap jendelanya, plafond menggunakan bahan gypsum dan rangka besi hollow, atap rumah didesain dengan model panel surya sehingga bisa menghasilkan listrik, rangka atap berbahan baja ringan, memiliki halaman luas dan banyak tanaman, serta berwawasan lingkungan.
2.3Green house Atap Rumah
Green house atap rumah atau sering disebut green roof merupakan layer atau lapisan struktur konstruksi hijau yang terdiri dari media pertumbuhan/tanah dan media tanaman di atas sebuah bangunan. Hal ini berarti taman diletakkan pada bagian atas bangunan seperti di atas dak beton. Bila biasanya atap berbentuk miring dengan genteng untuk mengalirkan hujan, bisa pula dibuat datar dengan memanfaatkan dak beton sebagai wadah untuk tanah sebagai media tanam. Kondisi kota yang sempit dan padat memaksa kita sering memikirkan cara-cara baru untuk menikmati alam. Apalagi, bila hidup di daerah yang padat penduduknya, lahan untuk taman sudah sangat kurang. Alternatif yang bisa dipikirkan adalah membuat taman di atas atap.
Sebelum membuat green house atap rumah, pertimbangkan dulu konstruksi atap bangunan. Apakah memang didesain untuk mendukung beban media tanam dan tumbuhan yang akan ditanam atau tidak. Karena green house atap rumah (green roof) harus didukung struktur dan konstruksi atap yang kuat. Selain itu, gedung tersebut harus memiliki sistem drainase yang dapat berfungsi dengan baik. Karena tanaman di atas atap rumah akan terkena sinar matahari secara langsung dan tiupan angin yang lebih kencang. Kemudian untuk penyiraman tanaman harus dilakukan secara berkala dan harus tersedia sistem aliran air. Apabila belum tersedia, maka harus dipersiapkan telebih dahulu. Untuk pelapisan media tanam, dapat menggunakan waterproof sebagai dasar lantai yang akan dijadikan green roof. Selanjutnya baru di atas lapisan tadi diisi tanah yang akan menjadi media untuk menanam berbagai tanaman. Pelapisan waterproof ini bertujuan agar air dari tanah tidak tembus ke lapisan beton lantai atas. Selain itu, jenis tanaman juga mempengaruhi ketinggian tanah. Bila tanamannya cukup besar, maka membutuhkan tanah yang lebih tinggi. Bila tanamannya ukuran kecil, maka ketinggian tanah bisa diminimalkan. Namun ada juga alternatif pengganti media tanam selain tanah. Karena tanah punya beban masa yang besar dan berat. Lebih baik memilih media yang lebih ringan. Seperti, 7 humus,kompos, batu-batuan apung, sabut kelapa atau ijuk. Untuk media tanam, formulanya harus ringan namun memiliki kemampuan menyediakan zat hara dan kelembaban. Misalnya, dengan mencampurkan pasir dengan serutan kayu ditambah lapisan kulit pinus serta pupuk. Kedalaman media tanam untuk rumput membutuhkan 20 sampai 30 sentimeter, begitu juga tanaman penutup. Sementara itu, semak dan pohon kecil misalnya : cabai dan tomat membutuhkan kedalaman 60-105 sentimeter.
Selain itu terdapat beberapa manfaat dalam penerapan green house atap rumah (green roof), seperti : membuat rumah lebih indah dan dapat mengurangi suhu panas yang ada di dalamnya. Karena menurut penelitian, bila tanaman yang ada di bagian atap mempunyai tinggi + 10 cm maka dapat mengurangi pemakaian AC sekitar 25%. Sebuah ruangan yang terletak tepat di bawah green roof mempunyai suhu udara lebih rendah yaitu sekitar 3-4°Celcius dibandingkan dengan suhu udara di luar ruangan. Tanaman di atas atap rumah (green roof) juga dapat mengurangi kerusakan pada atap, misalnya mencegah beton yang retak dan sebagainya. Green roof juga berfungsi sebagai filter udara yang membuat udara lebih bersih, karena satu meter persegi tanaman di bagian atap dapat menghilangkan sekitar 0,2 kg partikel udara yang kotor setiap tahunnya. Green roof juga dapat mengurangi kebisingan yang biasanya terjadi di daerah –daerah industri, sebagai tempat rekreasi dan
mengembangkan pengetahuan seperti berkebun, mengurangi debu dan asap, sebagai area resapan, serta merupakan habitat alami bagi hewan dan tumbuhan.
2.4 Aktualisasi Diri
Pengertian aktualisasi diri menurut Maslow dalam (Arianto, 2009) adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk melakukan yang terbaik sesuai dengan kemampuannya. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami perubahan aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis (Arianto, 2009). Aktualisasi diri dapat didefinisikan sebagai 8 perkembangan yang paling tinggi dari semua bakat, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas. Aktualisasi juga memudahkan dan meningkatkan pematangan serta pertumbuhan.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi aktualisasi diri. Orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya sangat memahami bahwa ada eksistensi atau hambatan lain yang tinggal (indwelling) di dalam (internal) atau di luar (eksternal) dirinya, yang mengendalikan semua perilaku serta tindakannya untuk melakukan sesuatu. Faktor internal merupakan bentuk hambatan yang berasal dari dalam diri seseorang, yang meliputi: ketidaktahuan akan potensi diri dan perasaan ragu serta takut mengungkapkan potensi diri. Sedangkan faktor eksternal merupakan hambatan yang berasal dari luar diri seseorang, seperti : budaya masyarakat yang tidak mendukung upaya aktualisasi potensi diri seseorang karena perbedaan karakter, faktor lingkungan masyarakat berpengaruh terhadap upaya mewujudkan aktualisasi diri. Aktualisasi diri dapat dilakukan jika lingkungan mengizinkannya (Asmadi, 2008).
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis (Sudrajat, 2008). Pola asuh dalam keluarga juga mempengaruhi pembentukan aktualisasi diri anak. Banyak faktor dalam keluarga yang ikut berpengaruh dalam proses perkembangan anak. Salah satu faktor dalam keluarga yang mempunyai peranan penting dalam pengaktualisasian diri adalah praktik pengasuhan anak (Brown, 1961).
Maslow telah melakukan sebuah studi kualitatif dengan metode analisis biografi guna mendapat gambaran jelas mengenai aktualisasi diri. Berdasarkan hasil analisis tersebut, Maslow menyusun sejumlah kualifikasi yang mengindikasikan karakteristik pribadi-pribadi yang telah beraktualisasi :
- Memusatkan diri pada realitas (reality-centered), yakni melihat sesuatu apa adanya dan mampu melihat persoalan secara jernih
- Memusatkan diri pada masalah (problem-centered), yakni melihat persoalan hidup sebagai sesuatu yang perlu dihadapi dan dipecahkan, bukan dihindari
- Spontanitas, menjalani kehidupan secara alami, mampu menjadi diri sendiri serta tidak berpura-pura
- Otonomi pribadi, memiliki rasa puas diri yang tinggi, cenderung menyukai kesendirian dan menikmati hubungan persahabatan dengan sedikit orang namun bersifat mendalam.
- Penerimaan terhadap diri dan orang lain. Mereka memberi penilaian tinggi pada individualitas dan keunikan diri sendiri dan orang lain.
- Rasa humor yang „tidak agresif‟ (unhostile). Mereka lebih suka membuat lelucon yang menertawakan diri sendiri atau kondisi manusia secara umum (ironi), ketimbang menjadikan orang lain sebagai bahan lawakan dan ejekan.
- Kerendahatian dan menghargai orang lain (humility and respect)
- Apresiasi yang segar (freshness of appreciation), yakni melihat sesuatu dengan sudut pandang yang orisinil, berbeda dari kebanyakan orang.
- Memiliki pengalaman spiritual yang disebut Peak experience. Peak experience atau sering disebut juga pengalaman mistik adalah suatu kondisi saat seseorang (secara mental) merasa keluar dari dirinya sendiri, terbebas dari kungkungan tubuh kasarnya.
2.5 TOGA dan Sayuran
Pengertian TOGA (tanaman obat keluarga) pada hakekatnya adalah tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Sedangkan sayuran merupakan semua jenis tanaman atau bagian tanaman yang bisa diolah menjadi makanan. Beberapa jenis sayuran bisa dimakan begitu saja atau secara mentah sedangkan sebagian lainnya hanya bisa dikonsumsi setelah dimasak terlebih dahulu. Makanan ini mengandung banyak nutrisi penting untuk kesehatan tubuh seperti karbohidrat, garam, mineral, vitamin, lemak, protein, dll.
Selanjutnya Karya Tulis Ilmiah Green House sebagai Aktualisasi Diri Bagian 2
Sekian tentang Karya Tulis Ilmiah Green House sebagai Aktualisasi Diri Bagian 1. Semoga bermanfaat buat kita semua. Terima kasih, salam RAJEB GROUPS
Wassalamualaikum
Berkomentarlah yang baik ! Anda sopan, Kami segan. Salam Rajeb Group.
EmoticonEmoticon