Wednesday, February 14, 2018

Lembar Kerja Mahasiswa Perbandingan Sifat Senyawa Ion dan Kovale

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Kali ini Rajeb Groups akan membagikan sebuah lembar kerja mahasiswa dengan judul Perbandingab Sifat Senyawa Ion dan Kovalen. Berikut semoga bermanfaat untuk kalian semua.


LEMBAR KERJA MAHASISWA
PERBANDINGAN SIFAT
SENYAWA ION DAN KOVALEN

Lembar Kerja Mahasiswa Perbandingan Sifat Senyawa Ion dan Kovalen

Disusun Oleh:
Kelompok 3

1. Yudittianti Rizki Tania (17030654008)
2. Ernadya Regita Cahyani (17030654012)
3. Darma Okta Filujeng (17030654033)
4. Lucky Arvinni Wijaya (17030654068)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2017

ABSTRAK
Dalam praktikum perbandingan sifat senyawa ion dan senyawa kovalen ini, bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh jenis zat terhadap titik leleh dan untuk mengetahui adanya pengaruh zat terlarut terhadap kelarutan senyawa. Pada dasarnya ikatan ion memiliki perbedaan yang berbanding terbalik dengan ikatan kovalen. Metode yang digunakan dalam praktikum ini yaitu metode eksperimen. Pada praktikum yang dilaksanakan pada hari Kamis, 9 November 2017 di Labolatorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ini tidak sesuai dengan teori. Dari hasil praktikum ini sudah sesuai dengan teori, dimana Senyawa ion (Urea) memiliki titik leleh yang tinggi dibandingkan dengan senyawa kovalen (Naftalena). Senyawa-senyawa yang bersifat ion seperti Urea, Etanol, NaCl, KI, MgSO4 tidak akan larut dalam pelarut polar (n-heksana) kareana sifatnya tidak akan larut dalam pelarut polar. Sedangkan naftalena larut dalam pelarut n-heksana karena merupakan senyawa kovalen. Begitu pila sebaliknya jika dilarutkan dalam pelarut aquadest. Saran untuk praktikan selanjutnya adalah sebaiknya dilakukan seteliti mungkin, sehingga praktikan dapat terhindar dari kemungkinan kesalahan data sehingga nantinya akan berbeda dengan teori. Terutama saat mengamati titik leleh suatu senyawa, harus tepat saat senyawa mulai meleleh. Sehingga tidak terjadi kegagalan dalam melakukan percobaan.

Kata kunci : ikatan ion, ikatan kovalen, senyawa ion, senyawa kovalen, titik leleh.



DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
...........................................................................................................i
DAFTAR ISI
......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
..................................................................................1
A. Latar
Belakang...................................................................................1
B. Rumusan
Masalah..............................................................................1
C.
Tujuan................................................................................................1
D.
Hipotesis............................................................................................1
BAB II KAJIAN TEORI
...................................................................................2
A. Pengertian Ikatan
Kimia....................................................................2
B. Pengertian Ikatan
Ion........................................................................2
C. Pengertian Ikatan
Kovalen.................................................................4
D.
Hipotesis............................................................................................7
BAB III METODE PERCOBAAN
..................................................................8
A. Metode
Percobaan.............................................................................8
B. Tempat Waktu Tanggal
Praktikum....................................................8
C. Alat dan
Bahan..................................................................................8
D. Rancangan
Percobaan........................................................................9
E. Variabel dan Devinisi Operasional
Variabel.....................................9
F. Alur
Percobaan................................................................................10
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN
..........................................................13
A.
Data..................................................................................................13
B.
Analisis............................................................................................14
C.
Pembahasan.....................................................................................16
D.
Diskusi.............................................................................................18
BAB V PENUTUP
...........................................................................................20
A. Kesimpulan
...................................................................................20
B.
Saran..............................................................................................20
Daftar Pustaka
................................................................................................21

Lampiran-Lampiran
......................................................................................22

BAB I
PEDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikatan kimia adalah gaya tarik menarik antara atom sehingga membentuk senyawa karena atom tidak berada dalam keadaan bebas (kecuali gas mulia He, Ne, Ar, Kr, Xe, Rn) dan atom yang berikatan lebih stabil. Ikatan kimia dapat terbentuk karena adanya tarik menarik antara ion positif dan ion negatif. Senyawa kovalen adalah senyawa yang memiliki ikatan kovalen sedangkan senyawa ion terjadi apabila terjadi transfer elektron dalam senyawa tersebut. Dari proses terbentuknya dapat menimbulkan peristiwa kelarutan senyawa, pelelehan senyawa, terbakar, dll. Percobaan ini dilakukan bertujuan untuk membandingkan sifat antara senyawa kovalen dengan senyawa ion dan dapat menjelaskan pengaruh jenis zat terhadap titik leleh serta dapat menjelaskan pengaruh zat terlarut terhadap kelarutan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh jenis zat terhadap titik leleh?

2. Bagaimana pengaruh zat terlarut terhadap kelarutan senyawa?

C. Tujuan Prercobaan

Tujuan dari eksperimen atau percobaan ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh jenis zat terhadap titik leleh.

2. Untuk mengetahui pengaruh zat terlarut terhadap kelarutan senyawa.





BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Metode Percobaan

Metode yang dipakai dalam praktikum yang berjudul “Perbandingan Sifat Senyawa Ion dan Kovalen” ini adalah metode eksperimen. Karena ada variabel yang dimanipulasi atau diubah-ubah dalam setiap percobaan yang dilakukan.

3.2 Tempat Waktu Tanggal Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan di Labolatorium Ilmu Pengetahuan Alam Gedung C12.02.02 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNESA, pada hari Kamis, 9 November 2017 pukul 11.00-13.00 WIB.

3.3 Alat dan Bahan


1. Alat

a. Tabung reaksi 6 buah

b. Gelas kimia 50 mL 2 buah

c. Kawat kasa 2 buah

d. Kaki tiga 2 buah

e. Pembakar spiritus (pembakar Bunsen) 2 buah

f. Set Statif 1 set

g. Rak tabung reaksi 1 buah

h. Kaca arloji 1 buah

i. Neraca digital 1 buah

j. Spatula 1 buah

k. Pipet tetes 1 buah

l. Termometer standard 1 buah

m. Gelas ukur 100 ml 1 buah

n. Korek api 1 buah



2. Bahan

a. Urea 3,7 gram

b. Natrium Klorida 3,7 gram

c. Naftalena 0,7 gram

d. Kalium Iodida 0,7 gram

e. Magnesium sulfat 0,7 gram

f. Etanol 6 tetes

g. Aquades 30 ml

h. n-heksana 30 ml

3.4 Rancangan Percobaan

Lembar Kerja Mahasiswa Perbandingan Sifat Senyawa Ion dan Kovalen - Rancangan Percobaan



3.5 Variabel dan Definisi Operasional


v Uji Titik Leleh

1. Variabel Manipulasi : Jenis zat

Definisi Operasional : Pada percobaan ini jenis zat dibuat berbeda sebanyak 2 jenis yaitu urea dan naftalena.

2. Variabel Kontrol : Massa zat

Definisi Operasional : Massa urea dan naflatena dibuat tetap yang masing-masing setiap percobaan yaitu 3 gram.

3. Variabel Respon : Titik Leleh (˚C)

Definisi Operasional :Hasil titik leleh yang dihasilkan setelah percobaan adalah ikatan ion lebih besar daripada ikatan kovalen.

v Uji Kelarutan

1. Variabel Manipulasi : Jenis zat terlarut

Definisi Operasional : Pada percobaan ini jenis zat dibuat berbeda sebanyak 6 jenis yaitu urea, naftalena, etanol, NaCl, KI, dan MgSO4.

2. Variabel Kontrol : Pelarut dan massa zat terlarut.

Definisi Operasional : Massa zat terlarut masing-masing 0,3 gram dan massa zat pelarut jenis air dan naflatena masing-masing 5 ml.

3. Variabel Respon : Hasil Kelarutan

Definisi Operasional : Hasil kelarutan setelah pencampuran dari menit pertama hingga menit ke lima.

3.6 Alur Percobaan


1. Uji titik leleh :

Lembar Kerja Mahasiswa Perbandingan Sifat Senyawa Ion dan Kovalen Uji Titik Leleh

Lembar Kerja Mahasiswa Perbandingan Sifat Senyawa Ion dan Kovalen Uji Titik Leleh
 2. Uji kelarutan :

Lembar Kerja Mahasiswa Perbandingan Sifat Senyawa Ion dan Kovalen Uji Kelarutan


Keterangan : 

(*) zat pelarut yang dimasukkan tabung pertama kali.

(**) diulangi dengan mengganti zat terlarutnya yaitu Urea, Naftalena, Etanol, NaCl, KI, dan MgSO4. Memasukkan bahan ini dilakukan setelah memasukkan zat pelarutnya.





BAB IV
DATA ANALISIS PEMBAHASAN

A. Data

1. Tabel hasil uji titik leleh:


No

Bahan

Titik Leleh (˚C)

R1

R2

1

Urea

82

96

2

Naftalena

56

73

Keterangan : R = Replikasi



2. Tabel hasil uji kelarutan:


No

Pelarut

Waktu
(menit)

Kelarutan

Urea

Naftalena

Etanol

NaCl

KI

MgSO4


1.

Air

1

-

-

++

-

+

-

2

+

-

+++

-

++

-

3

+

-

+++

-

++

+

4

++

-

+++

-

++

++

5

++

-

+++

+

++

++

2.

n-heksana

1

-

-

-

-

-

-

2

-

-

-

-

-

-

3

-

-

-

-

-

-

4

-

-

-

-

-

-

5

-

+

-

-

-

-


Keterangan :

- : tidak larut

+ : larut sedikit

++ : larut sebagian

+++ : larut sempurna

B. Analisis

Dari hasil uji titik leleh dalam percobaan “Perbandingan Sifat Senyawa Ion Dan Kovalen” ini, dapat dilihat bahwa senyawa ion yaitu Urea memiliki nilai titik leleh lebih tinggi dari pada senyawa kovalen yaitu naftalena. Dapat diamati bahwa dalam percobaan pertama titik leleh Urea adalah 82˚C, sedangkan pada percobaan ke dua diperoleh nilai titik leleh sebesar 96˚C.

Untuk titik leleh senyawa kovalen yang mana dipakai naftalena (kapur barus) dalam percobaan, diperoleh nilai titik leleh 56˚C pada percobaan pertama, sedangkan dalam percobaan ke dua diperoleh nilai titik leleh sebesar 73˚C.

Pada tabel ke dua yaitu uji kelarutan suatu senyawa dapat dianalisa sebagai berikut. Ketika urea dilarutkan dalam aquadest tingkat kelarutannya semakin bertambah dalam satuan menitnya. Hal sebaliknya terjadi pada Urea jika dilarutkan dalam pelarut n-heksana yaitu tidak akan menimbulkan kelarutan tiap menitnya. ini menunjukkan bahwa tiap menitnya urea tidak akan larut dalam n-heksana.


Uji kelarutan suatu senyawa kovalen (naftalena) dilarutkan dalam pelarut aquadest yaitu tidak akan menimbulkan kelarutan tiap menitnya. ini menunjukkan bahwa tiap menitnya naftalena tidak akan larut dalam aquadest. Hal sebaliknya terjadi pada naftalena jika dilarutkan dalam n-heksana, pada menit pertama hingga menit ke empat naftalena tidak terlarut. Namun dalam menit terakhir neftalena menjadi sedikit larut, hal ini menunjukkan naftalena sulit larut dalam n-heksana.

Pada uji kelarutan ini, diperoleh analisa sebagai berikut, ketika Etanol dilarutkan dalam aquadest tingkat kelarutannya semakin bertambah dalam satuan menitnya (menit pertama hingga menit ke dua) mengalami peningkatan kelarutan, sedangkan menit ke tiga sampai ke empat mengalami kelarutan yang konstan. Hal sebaliknya terjadi pada Etanol jika dilarutkan dalam pelarut n-heksana yaitu tidak akan menimbulkan kelarutan tiap menitnya. ini menunjukkan bahwa tiap menitnya urea tidak akan larut dalam n-heksana.

Pada uji kelarutan suatu senyawa kovalen (NaCl) dilarutkan dalam aquadest, pada menit pertama hingga menit ke empat NaCl tidak terlarut. Namun dalam menit terakhir NaCl menjadi sedikit larut, hal ini menunjukkan NaCl sulit larut dalam aquadest. Namun saat NaCl dilarutkan dalam pelarut n-heksana yaitu tidak akan menimbulkan kelarutan tiap menitnya. ini menunjukkan bahwa tiap menitnya NaCl tidak akan larut dalam n-heksana.

Uji kelarutan ini, diperoleh analisa sebagai berikut, ketika KI dilarutkan dalam aquadest tingkat kelarutannya semakin bertambah dalam satuan menitnya (menit pertama hingga menit ke dua) mengalami peningkatan kelarutan, sedangkan menit ke tiga sampai ke empat mengalami kelarutan yang konstan. Hal sebaliknya terjadi pada KI jika dilarutkan dalam pelarut n-heksana yaitu tidak akan menimbulkan kelarutan tiap menitnya. ini menunjukkan bahwa tiap menitnya urea tidak akan larut dalam n-heksana.

Dalam uji kelarutan suatu senyawa dapat dianalisa sebagai berikut. Ketika MgSO4 dilarutkan dalam aquadest tingkat kelarutannya semakin bertambah dalam satuan menitnya, yaitu pada menit ke tiga hingga ke lima, dalam menit pertam dan kedua MgSO4 belum terlarut. Hal sebaliknya terjadi pada MgSO4 jika dilarutkan dalam pelarut n-heksana yaitu tidak akan menimbulkan kelarutan tiap menitnya. ini menunjukkan bahwa tiap menitnya MgSO4 tidak akan larut dalam n-heksana.

C. Pembahasan

1. Perbandingan Titik Leleh

Dari percobaan perbandingan titik leleh dengan menggunakan senyawa naftalena dan urea, diperoleh perbandingan titik leleh yang sesuai dengan teori. Yang mana naftalena adalah senyawa kovalen memiliki titik leleh lebih rendah daripada senyawa ionnya yaitu urea. Di dalam teori titik leleh dari urea yang tepat meleleh ialah sebesar 133˚C dan titik leleh naftalena adalah 80,26˚C .

Namun di dalam percobaan ini titik leleh dari Urea hanya sebesar 96˚C, padahal di dalam teori tercantumkan bahwa titik leleh urea sebesar 133˚C. Untuk titik leleh naftalena yang diperoleh dari praktikum ini hanya sebesar 73˚C. padahal dalam teori titik leleh naftalena adalah 80,26˚C. Hal ini disebabkan massa urea yang dipanaskan dengan air sangat sedikit yaitu sebesar 3 gram, dan juga keterbatasan skala termometer yang digunakan yang mana batas tertinggi skalanya 100˚C.

Dalam percobaan diatas jika dihubungkan dengan sifat senyawa ion dan sifat kovalen ialah sudah benar. Yang mana sifat fisika dan kimia dari senyawa ion menunjukkan titik leleh tinggi, larut dalam air (pearut polar), berwujud padat sedangkan sifat fisik dan kimia dari senyawa kovalen (kapur barus/naftalena)menunjukkan titik leleh yang rendah pada umumnya berwujud cair atau gas.

Naftalena merupakan senyawa kovalen yang memiliki titik leleh lebih rendah daripada senyawa ion yaitu urea. Hal ini disebabkan Gaya Van Der Walls yang ada antara molekul dalam senyawa kovalen jauh lebih lemah jika dibandingkan dalam senyawa ion. Sehingga hanya sedikit kalor yang diperlukan oleh molekul dari senyawa kovalen untuk melelehkan padatan. Senyawa ion (Urea) meleleh pada suhu tinggi jika dibandingkan dengan senyawa kovalen (Naftalena).

2. Perbandingan Kelarutan

Berdasarkan pada percobaan, hampir semua larut dalam pelarut polar (air). Seperti Urea, Etanol, NaCl, KI, MgSO4 larut dalam air sedangkan naftalena tidak larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh dipol-dipol yang tidak saling menidakan. Naflatena termasuk senyawa kovalen yang tidak larut dalam air.

Senyawa yang larut dalam pelarut air dikarenakan senyawa tersebut bersifat ionik terhadap pelarutnya. Dimana pelarutnya polar sedangkan senyawa yang tidak terlarut dalam air disebabkan senyawa tersebut bersifat kovalen yang sangat sulit berinteraksi dengan pelarut polar.

Kelarutan antara Urea, Etanol, NaCl, KI, MgSO4 pun berbeda-beda walaupun sama-sama larut dalam ai. Dalam percobaan ini senyawa etanol lebih mudah larut dalam air, lalu kemudian Kalium Iodida, urea, selanjutnya MgSO4, dan terakhir adalah NaCl. Hal ini dikarenakan air merupakan pelarut polar yang memiliki atom H dan atom O yang memiliki sifat keelektronegatifan yang besar.

Etanol termasuk larutan non elektrolit dan merupakan senyawa kovalen polar yang larut dalam air yang molekul-molekulnya (etanol dan air) sama-sama memiliki muatan positif dan negatif. Kemudian KI adalah golongan larutan elektrolit dimana KI termasuk senyawa ion yang memiliki K + (K bermuatan positif) dan I bermuatan negatif (I-). Untuk NaCl saat dilarutkan dengan air maka akan terbentuk ikatan kimia yang mana Na+ dan Cl akan bermuatan negatif (Cl-) NaCl termasuk senyawa ion.


Untuk (urea) CO(NH2)2 merupakan senyawa ion yang mengalami serah terima elektron jika dilarutkan dalam air. Kemudian untuk MgSOialah larutan elektrolit yang mana merupakan senyawa ionik yang larut dalam pelarut polar, sehingga saat dimasukkan ke dalam air akan membentuk ikatan kimia yang mana Mg akan bermuatan positif sedangkan SOakan bersifat negatif. Hal ini dapat terjadi karena pada senyawa ion sebagian molekul air menghadapkan kutub positifnya ke ion negatif dan sebagian lagi ke kutub positifnya.

Pada saat naflatena dilarutkan di dalam air maka tidak akan terjadi kelarutan, kareana naflatena merupakan senyawa kovalen yang mana ciri senyawa kovalen tidaka akan larut dalam pelarut non polar tetapi akan larut dalam pelarut polar. Larut atau tidaknya suatu senyawa bergantung dengan sifat pelarutnya. Jika naflatena dilarutkan dengan n-heksana maka akan terjadi proses kelarutan, karena n-heksana merupakan pelarut polar. Yang mana terdapat pemakaian pasangan elektron secara bersamaan oleh dua atom. Senyawa-senyawa yang bersifat ion seperti Urea, Etanol, NaCl, KI, MgSO4 tidak akan larut dalam pelarut polar (n-heksana) karena sifatnya tidak akan larut dalam pelarut polar.

D.Diskusi

1. Manakah yang lebih cepat meleleh antara urea dengan naftalena?

2. Jika menggunakan pelarut air, urutkan kelarutan zat berikut dari yang paling larut sampai yang paling sulit larut: Urea, Naftalena, Etanol, NaCl, KI, MgSO4 !

3. Jika menggunakan pelarut n-heksana, urutkan kelarutan zat berikut dari yang paling larut sampai yang paling sulit larut: Urea, Naftalena, Etanol, NaCl, KI, MgSO4 !

4. Bagaimana hubungan antara titik leleh dan kelarutan dengan jenis ikatan pada suatu senyawa berdasarkan praktikum yang telah anda lakukan !

Jawaban
1. Senyawa yang lebih cepat meleleh adalah naftalena. Karena naftalena merupakan senyawa kovalen yang memiliki titik leleh lebih rendah daripada senyawa ion yaitu urea. Hal ini disebabkan Gaya Van Der Walls yang ada antara molekul dalam senyawa kovalen jauh lebih lemah jika dibandingkan dalam senyawa ion. Sehingga hanya sedikit kalor yang diperlukan oleh molekul dari senyawa kovalen untuk melelehkan padatan. Senyawa ion (Urea) meleleh pada suhu tinggi jika dibandingkan dengan senyawa kovalen (Naftalena).

2. Etanol, KI, Urea, MgSO4, NaCl, dan terakhir Naftalena.

3. Naftalena, NaCl, MgSO4, Urea, KI, lalu Etanol.

4. Titik leleh senyawa ion (Urea) lebih tinggi daripada titik leleh senyawa kovalen (Naftalena). Senyawa ion dapat larut dalam pelarut non polar (air) dan senyawa kovalen dapat larut dalam pelarut polar (n-heksana).


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari percobaan perbandingan senyawa kovalen dan senyawa ion dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Senyawa ion (Urea) memiliki titik leleh yang tinggi dibandingkan dengan senyawa kovalen (Naftalena).

2. Larut atau tidaknya suatu senyawa bergantung dengan sifat pelarutnya.

3. Senyawa yang larut dalam pelarut air adalah Etanol, KI, Urea, MgSO4, NaCl yang mana senyawa tersebut ialah senyawa ion. Hal ini dapat terjadi karena pada senyawa ion sebagian molekul air menghadapkan kutub positifnya ke ion negatif dan sebagian lagi ke kutub positifnya.

4. Senyawa yang larut dalam n-heksana adalah naftalena, karena naftalena merupakan senyawa kovalen yang mana terdapat elektron yang dipakai secara bersamaan.

B. Saran

Dalam praktikum ini sebaiknya dilakukan seteliti mungkin, sehingga praktikan dapat terhindar dari kemungkinan kesalahan data sehingga nantinya akan berbeda dengan teori. Terutama saat mengamati titik leleh suatu senyawa, harus tepat saat senyawa mulai meleleh. Sehingga tidak terjadi kegagalan dalam melakukan percobaan.




DAFTAR PUSTAKA
Baroroh, Umi L. U. 2004. Diklat Kimia Dasar I. Universitas Lampung
: Mangka.

Beady, J.E & Humiston, G.E. 1780. General Chemistry. 2 Ed. New
York: John Wiley & Sons inc.

Bird, T. 1986. Penuntun Praktikum Kimia Fisika untuk Universitas.
Gramedia : Jakarta.

Brady, J.E. & Holum J.L. 1988. Fundamental of Chemistry. 3 Ed.
New York: John Wiley & inc.

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar.Jakarta: Erlangga.

Hadyana Pudjaatmaka, A. 1984. Kimia untuk Universitas I. Edisi ke
enam. Jakarta: Erlangga.

Sulaiman. 2008. Perbandingan Titik Leleh Senyawa Ion dan Senyawa Ikatan. Erlangga
: Jakarta.

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar Jilid 1. ITB : Bandung.

The McGraw-Hill Companies. 2009. Chapter 4: Reaction in Aqueous Solution.




Demikian postingan kali ini semoga bermanfaat untuk kalian semua.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Berkomentarlah yang baik ! Anda sopan, Kami segan. Salam Rajeb Group.
EmoticonEmoticon