Saturday, August 12, 2017

Cerpen Cinta In New Year (Di Tahun Baru)

Assalamu'alaikum

RAJEB GROUPS - Di kesempatan kali ini kami akan membagikan Cerpen Cinta dengan judul Cerpen Cinta In New Year (Di Tahun Baru), Oke langsung saja ya..

cerpen-cinta-in-new-year-di-tahun-baru

In New Year

Senja kan segera tiba, guyuran air hujan membuat tanah semerbak mewangi. Tampak tiga gadis yang sedang duduk asyik di taman depan kelas, sambil menikmati camilan yang dibelinya di kantin. Terpaan angin mempermainkan dedaunaan, sehingga mereka sesekali terkena guyuran air hujan yang
tertingal di atas pohon. Dedaunan yang mengering jatuh di sekelilingnya, meriuk dengan pasrah oleh semilir angin senja. Gadis itu bercanda dan bersenda gurau bersama di detik-detik akhir masa SMA.
Kebiasaan ini tidak hanya dilakukan oleh Ino, Rini, dan Sandra saja. Akan tetapi semua anak kelas XII IPA maupun IPS, yang terbiasa menikmati keindahan taman di depan kelas mereka. Ini berkat program Adiwiyata di sekolah kami yang patut diacungi jempol.

@@@@@@@@

Senyuman mentari pagi di awal bulan Desember, menorehkan sapuan lembut di kalbu. Ku kayuh sepeda milikku menyusuri jalan setapak menuju ufuk timur, dan aku akan menghilang seiring menyempitnya jalan. Menuju terbitnya sang surya, tempat terbentuknya siluet jingga. Awan stratus yang merefleksi birunya mega, di mana, di seberang jalan sana aku biasa mengasah cita, mengayuh harapan, dan menoreh tinta. Yah, di sekolah tecinta SMA Negeri dua.
Kelas XII-IPA2, memang banyak menyimpan kenangan. Hampir satu semester kami bersama-sama, hingga tak rela tuk dipisahkan. Apalagi dua sahabatku dan teman-teman yang lain dengan keahlian masing-masing. Dari keahlian itu, kerjasama dalam belajar kami sangat tinggi.

@@@@@@@@

Melepas dahaga dengan segelas es campur, yang sedari tadi mendampingiku. Ku duduk santai menatap keagunganNya, di bawah pepohonan dan di atas batu semen buatan pak tukang kebun. Aku membuka buku bahasa Inggris dan sesekali kurasakan semilir angin, yang mempermainkan rok abu-abu juga jilbabku. Aku menengadah menatap titik-titik sinar yang menembus dahan pohon, sehingga berkasnya menyeruak ke wajahku. Guguran dedaunan yang mengering, mengobati sakau atas impianku tuk pergi ke negeri sakura. Kutumpahkan keletihan pikiranku yang bekerja selama seminggu. Jam kosong setelah ujian seperti ini, banyak adam dan hawa yang merajut kisah kasih di sekolah. Lain denganku ini, yang fokus pada UNAS, karena kuingin membanggakan kedua malaikat penjagaku di rumah. Belajar di taman ini ku ubah ke dalam imajinasiku, menjadi taman Mayami Shinozuka. Taman yang penuh dengan bunga sakura.

Ku berniat menuju ke kelas, dan aku dikejutkan dengan tarikan dari arah belakang. Sontak badanku yang tidak sigap, mengikuti gaya itu. Sosok yang menarikku itu berkulit putih,berhidung mancung, beralis tajam, tinggi kira-kira 169 cm. Kata teman dan para penggemarnya 11:12 dengan Mario Maurel. Bedanya, Gio ini mempunyai lesung pipi. Kelas kami memang mempunyai dua pria tampan, mereka adalah Gio dan Stevan.


@@@@@@@@




Classmeeting hari kedua memang terasa seru, apalagi kelas kami terpilih untuk melanjutkan ke babak final. Suara suporter juga turut memenuhi lapangan. Serta atraksi yang eksotis dari team cheerleaders sekolah kami. Team basket dari dua kelas ini, mulai menuju ke tengah lapangan tuk memperebutkan kemenangan. Babak pertama akan segera berakhir, skor yang telah tercetak 2:1 untuk kelas kami. Tentu saja semangat dari team basket tidak akan surut. Kemenangan mereka semata-mata untuk teman-teman dan wali kelas tercinta. Waktu istirat kurang lima menit lagi, dan kupikir masih ada kesempatan untuk meninggalkan area lapangan serta melepaskan diri dari kumpulan teman-teman sekelas yang sedang memberi suport kepada team basket kelasku. Karena aku sangat lapar dan haus, kuputuskan untuk pergi ke kantin membeli semangkuk mie ramen dan segelas jus alpukat. Setelah lambungku terisi penuh, aku segera kembali ke lapangan untuk memastikan apakah kelasku menang atau tidak.


Kulihat di depan kelasku teman-teman berkerumun, dan sorakan kemenangan terdengar dari sana. Membuatku mempercepat langkah kakiku. Dan ketika aku sampai di kelas, sebuah pelukan mendarat di tubuhku. Entah si pelaku itu sadar atau tidak telah memelukku,yang jelas sosok itu adalah Mas B dan Gio “Makasih ya Mer atas dukungannya.“dan aku pun menjawabnya sambil melepaskan pelukannya ”Tidak hanya aku, tapi teman-teman yang lain juga”. Aku menganggap pelukan itu sekedar ikatan persahabatan, karena keakraban kita semua di kelas ini. Walaupun kita tidak pernah sekelas di kelas sebelumnya.


@@@@@@@@

Kemenangan mutlak menjadi milik kelas kita
Piala kemenangan pun terbopong oleh XII-IPA 2
Kekompakan kami pun menyala
Foto selvi, narsis, dan happy terpancar di setiap muka
Semakin sulit tuk menyadari bahwa kita kan berpisah
Semester dua kan segera menyapa 2015 kan menjadi tahun gembira
Bagi semua siswa kelas tiga
Karena tahun ini kan menjadi akhir dari masa SMA
Awal tahu ini manjadi penentu masa depan kita semua
Semangat untuk Th3 War ofSin2

Itulah lantunan puisi Yushi sang bencong alay di kelas kami. Dengan lagak centilnya, bersuka cita seakan tak punya dosa. Setidaknya kehadirannya membuat kami terhibur dengan kekocakan, dan terobatilah rasa lelah kami. Sekali lagi, taman di depan kelas kami, dengan lapangnya menyediakan tempat untuk kami bersantai.


@@@@@@@@


Kali ini bukan imajinasi, akan tetapi nyata. Dahulu aku hanya dapat melihat di drama korea (The Heirs). Sekarang aku mengalaminya, menikmati secangkir capucino lengkap dengan cokelat di atasnya. Di bawah pohon sakura yang sedang bersemi. Sekarang yang kupandang tidak hanya pohon berwarna hijau, tapi juga warna merah, kuning, dan pink pun ada. Mary Chintya Lamusu itulah aku, yang sedang berada di taman Mayami Shinozuka. Untuk mewujudkan impianku selama ini, dulu yang kulihat hanyalah ilalang yang bergoyang di tepi ladang. Pucuk dedaunan yang bercanda terterpa angin, sambil menikmati senja di hari petang. Diiringi gemericik air hujan serta senyuman aurora di langit barat. Kini kunikmati mekaran sakura yang mewangi, sapuan salju di musim dingin. Kepulan asap yang mengiringi nafasku, karena temperatur daerah yang kutempati. Balutan mantel bulu yang menemaniku selama enam semester ini. Sejuknya udara kali ini membuat imajinasiku memutar waktu tiga tahun lalu menerawang kronologi waktu. Akan tetapi udara mulai menjadi dingin, sehingga badan ini memaksaku tuk kembali ke asrama. Ketika aku kan beranjak pergi, kusempatkan melihat ponselku. Satu pesan atas nama Gio Abraham Zulindhs “bsok aku tugg di bndra jam 6 pgi Don’t be late .” spontan jemariku membalas pesannya “sip boy ”. Besok adalah hari pertama liburan musim panas, kami akan pulang ke Indonesia dan jam enam pagi aku harus sampai ke bandara Tokyo MRT untuk penerbangan Tokyo-Jakarta.


@@@@@@@@


Kami berdua memutuskan untuk berkunjung ke sekolah kami, akan tetapi ketika sampai disana, aku mulai teringat kejadian di masa putih abu-abu. Jalan itu membuka sanubariku akan pengalaman di awal tahun baru. Pagi itu, dimana semua siswa sibuk membersihkan kelas masing-masing yang telah lama ditinggal, selama liburan akhir semester satu. Hanya Bagus yang belum datang, padahal kehadirannya sangat ditunggu-tunggu. Karena dia mewakili kelas kami, untuk menyampaikan pidato di acara awal tahun baru. Dengan rasa peduliku, aku berniat untuk membeli Glade di Indomart depan


sekolahku. Diiringi dengan rasa modus, untuk memastikan apakah Stevan sudah berangkat atau belum. Tapi niatanku kandas seketika, karena Gio ikut bersamaku dengan alasan dia seorang bendahara kelas.

@@@@@@@@'



Ketika aku akan melangkah ke jalan raya, entah kenapa mataku ingin mengamati sebuah truk yang berhenti di perempatan itu. Saat mata ini fokus pada satu pandangan, dikejutkanlah ia oleh pantulan sinar mentari yang mengenai helm pengendara motor. Kecepatan motornya yang datang dari arah barat, seolah menandakan dia terlambat. Tiba-tiba suara keras mungkin seperti ledakan tabung LPG. Benturan yang terjadi, antara truk diam dengan sepeda motor satriya merah yang bernomor polisi S **** AD. Menyebabkan sang pengendara itu, terpental beberapa meter dari sepeda motornya dan sepeda satria saat itu berputar dua kali per sekon.


Gio melotot melihat adegan itu dan “Stevan”, suara itu muncul dengan lirihnya dari mulut Gio. Sontak aku berlari dengan cepatnya bagaikan pelari maraton, yang jauh meninggalkan Gio dan Pak satpam. Tak kuhiraukan yang ada disekelilingku, aku langsung menuju ke samping Stevan yang tergeletak bersimbah darah. Ku lepaskan helm agar ia dapat leluasa bernafas. Rambut kerennya masih tampak lurus, walaupun ia telah terpental begitu jauh. Darah segar pun keluar dari hidung mancungnya. Tampaknya ia akan mengutarakan sesuatu, akupun tak kuasa menahan tangis.


@@@@@@@@


Aku tak tega melihat sahabatku ketika detik-detik akhir dari hidupnya. Andai ia muslim, pasti saat sakaratulmaut seperti ini, ia akan kutuntun tuk membaca dua kalimat sahadat. Seperti dulu yang kulakukan disaat Mbah putri meninggal. Derai air mata mengalir di pipiku, mataku terasa berat tuk membuka. Mas B tinggal beberapa menit lagi. Stevan berusaha mengeluarkan kata-kata yang ada di dalam hatinya. “Mary, I have a present for you and my classmate. Don’t cry Mary, I love you forever.” Aku pun tak dapat menjawab sepatah kata apapun, aku hanya memandanginya dengan linangan air mata. Tiba-tiba Gio berada di sampingku, dan Bagus berkata ”Aku yang menang Gio, tapi aku ingin Mary kamu jaga selama-lamanya.”Gio menambah ”Udah jangan bahas kompetisi kita lagi Van, Mary pasti akan ku jaga walaupun tak kau minta.” Hal terindah yang tak pernah ku bayangkan adalah ikrar Mas B, dengan nafas terengah-engah dia berikrar suci “Ashaduallaailahaillallah waashaduanna muhammadur rasulullah” nafas terakhirnya berhembus ke tanganku yang sembari tadi memegangi wajah uniknya yang mirip dengan wajah cartoon Satsuke.


”Stevan............” aku tak menyangka bahwa Gio pun bisa menangis karena ditinngal sahabatnya pergi takan mungkin dapat kembali. Saat itu juga malaikat Izrail pun membawa Mas B ke nirwana. Bagus Stevan Chandra doa kami akan selalu bersamamu, semoga kau tenang disana.

SAIN
Karya : Darma Okta filujeng


Sekian tentang Cerpen Cinta In New Year (Di Tahun Baru). Semoga bermanfaat buat kita semua. Terima kasih, salam RAJEB GROUPS


Wassalamu'alaikum

Berkomentarlah yang baik ! Anda sopan, Kami segan. Salam Rajeb Group.
EmoticonEmoticon